cermin

Hanya ingin rampas HP, driver ojol dibunuh 

Selasa, 24 Juni 2025 | 12:00 WIB
ilustrasi (dok harianmerapi.com)

NYAWA begitu mudah melayang, seolah tak berharga. Bahkan, boleh dibilang seharga handphone. Begitulah  yang tercermin dari peristiwa pembunuhan driver ojek online oleh seorang pemuda pengangguran, BPU (27), warga Kalasan Sleman.

Hanya ingin merampas HP korban, BPU sampai menghabisi nyawa driver ojol, AD (41), warga Kalasan Sleman. Alasannya, ia terlilit utang. Namun, mengapa harus membunuh ?

Korban semula tidak curiga ketika menerima orderan dan menjemput di titik yang ditunjuk korban. Namun, di tengah perjalanan, pelaku meminta AD memilih jalur lain yang relatif sepi.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kelinci besok Selasa 24 Juni 2025, Anda dapat mengharapkan peristiwa asmara yang luar biasa

Tak tahunya, di tempat sepi, di kawasan Dusun Tawang, Tamanmartani Kalasan,  itulah korban dihabisi dengan cara sangat keji. Korban ditusuk menggunakan pisau dapur ke bagian perut, namun korban masih sempat melawan hingga pisau terjatuh. Mengetahui hal itu, pelaku mengeluarkan kater yang langsung diayunkan ke bahu dan tangan  korban.

Mengetahui korban sudah tak berdaya,  pelaku langsung kabur membawa HP milik korban, selanjutnya korban ditolong warga sekitar, namun jiwanya tidak tertolong.  Setelah melakukan penyelidikan intensif, polisi berhasil meringkus pelaku di rumahnya tanpa perlawanan. Pelaku mengaku melakukan perampokan karena terbelit utang.

Apa iya, hanya untuk melunasi utang harus membunuh, apalagi hanya dengan merampas HP yang nilainya mungkin tidak seberapa ? Entahlah, mengapa tidak memilih ngemplang utang ketimbang hanya merampas HP dan menghilangkan nyawa orang lain. Sebab, dengan membunuh, apalagi direncanakan, BPU bakal menghuni penjara dalam waktu yang relatif lama. Bahkan, bisa pula yang bersangkutan terancam hukuman mati sebagaimana diatur Pasal 340 KUHP.

Baca Juga: Retret Gelombang II di kampus IPDN Jatinangor, Wamendagri ungkap banyak Kepala Daerah belum bisa menyesuaikan makan siang dalam durasi dua lagu

Apapun, tindakan BPU sudah direncanakan terlebih dulu. Hal ini terlihat dari tindakan BPU yang telah mempersiapkan pisau dapur dan kater yang sengaja akan digunakan untuk melukai orang lain.

Mungkinkah BPU tidak bermaksud menghilangkan nyawa korbannya ? Bisa saja ia berkilah demikian. Namun, sepatutnya ia menduga bahwa menusukkan pisau ke perut dapat berakibat fatal, berupa kematian.

BPU juga tidak mengenal belas kasihan. Padahal, ada kesempatan yang bersangkutan untuk tidak meneruskan niatnya menghabisi nyawa AD, yakni ketika pisau yang dipegangnya jatuh.

Namun, hal itu justru membuatnya makin beringas, ditunjukkan dengan mengambil kater yang telah disiapkan dari rumah, kemudian menusukkan ke arah korban secara membabi buta. Agaknya, kematian korban memang sudah dikehendaki oleh pelaku. Pelaku layak mendapat hukuman berat, kalau perlu hukuman mati seperti diatur Pasal 340 KUHP. (Hudono)

 

 

BalasTeruskan

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB