HARIAN MERAPI - Hidup di dunia menjadi keniscayaan bagi sebagian manusia untuk mengejar jabatan dan kekuasaan.
Jabatan dan kekuasaan ini sangat nikmat di dunia, maka itu yang belum duduk akan merebut dan yang sedang duduk akan mempertahankannya.
Yang perlu diingat di Alquran dan hadis ada celaan terkait jabatan. Tentu yang meraih, mempertahankan dan mempergunakan dengan cara yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama.
Baca Juga: Lagi-lagi kebocoran data NPWP, efektivitas UU Pelindungan Data Pribadi dipertanyakan
Imam Al Ghazali berpendapat jabatan merupakan kelezatan dunia yang terbesar.
Berbekal jabatan, pejabat mampu menguasai hati rakyatnya.
Yang dari penguasaan hati itu akan muncul beragam kenikmatan duniawi yang diperoleh pejabat dengan mudah.
Jabatan juga diiringi dengan fasilitas pendukung, seperti rumah dinas lengkap berikut isi perabotan dan tunjangan hidup.
Baca Juga: Kediaman Netanyahu dihantam drone yang diluncurka dari Lebanon, begini kondisinya
Fasilitas alat komunikasi dan bahkan dapat dengan mudah menerobos kemacetan lalu lintas dengan mudah. Tidak hanya itu terkadang mendapat berbagai macam kucuran dana dari berbagai pihak.
Maka itu orang akan berusaha untuk meraih jabatan dan mempertahankannya dengan sekuat mungkin dan terkadang dengan berbagai macam cara.
Langkah-langkah yang dilakukan itu, tak jarang menerjang tatanan agama.
Baca Juga: Begini cara membantu penyembuhan keputihan bacterial vaginosis, ikuti saran dokter
Apalagi dalam pemilu, pemilihan kepala daerah yang kursi yang diperebutkan sedikit atau terbatas, akan memicu persaingan yang tidak sehat.
Alquran dalam surat At-Takasur (102) ayat 1 sampai 8 dan sejumlah ulama menyampaikan orang yang memperebutkan jabatan dapat terjerumus pada tiga hal negatif