HARIAN MERAPI - Tawakal adalah berusaha sekuat tenaga yang disertai doa, kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.
Sikap tawakal sering dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagai panutan umat Islam. Sikap tawakal ini menjadi ciri seseorang yang beriman.
Kata tawakal berasal dari bahasa Arab dengan kata dasarnya wakilun. Dalam kamus-kamus bahasa, disebutkan, kata wakil/wakilun diartikan sebagai menyerahkan, membiarkan, serta merasa cukup (pekerjaan itu dikerjakan oleh seorang wakil).
Baca Juga: Awas begal payudara beraksi di Banyumas, begini antisipasinya
Tawakal kepada Allah adalah suatu sikap mental seseorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam ajaran tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuan-Nya Maha Luas.
Dia lah yang menguasai dan mengatur alam semesta dengan segala isinya ini.
Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah SWT.
Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa khawatir dan gelisah, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Dari Umar bin Al-Khaththab RA berkata, bahwa Nabi SAW bersabda,
“Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Hakim).
Baca Juga: Kinerja Erick Thohir dinilai baik dan disenangi masyarakat, pengamat: layak jadi cawapres
Barangsiapa berjalan di muka bumi ini sambil mengharap karunia dan rezeki Allah Azza wa Jalla, niscaya ia termasuk orang-orang yang berhak menerima dan menikmatinya.
Sebaliknya, barangsiapa yang hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan, maka ia termasuk orang-orang yang tidak berhak menerima karunia Allah Azza wa Jalla.
Salah satu fungsi agama bagi umatnya adalah fungsi sublimatif, dalam artian semua amalan duniawi yang dikerjakan dengan penuh ketekunan dan disertai dengan niat yang benar serta tidak menyimpang dari hukum-hukum Islam, merupakan ibadah (ibadah ghairu mahdhah/ibadah umum).
Jerih payah seseorang dalam mempertahankan eksistensi diri, hidup dan kehidupannya, demi kehormatan diri dan keluarganya, atau demi berbuat baik terhadap kerabat dan tetangganya, atau demi membantu usaha-usaha dakwah dan sosial serta menegakkan kebenaran, itu termasuk dalam kategori jihad fii sabîlillâh (berjuang di jalan Allah).
Tawakal kepada Allah disebut di dalam Kitab Suci al-Quran tidak kurang dari 30 kali yang tersebar dalam 19 surah yang berbeda seperti surah Ali Imran ayat 122, Al Maidah ayat 11, Al A'raf ayat 89. Sedangkan para ulama menyampaikan empat syarat terwujudnya sikap tawakal yang benar, yaitu;