HARIAN MERAPI - Hindarkanlah anak kita dari mainan yang berbahaya secara fisik maupun psikis, di antaranya mainan yang sudah usang dan berkarat
Bermain bagi anak akan mampu menyegarkan dan mengembangkan kognitif melalui kreativitas, memecahkan masalah, menguasai konsep-konsep baru.
Bermain juga baik untuk membangun kepercayaan diri anak, menumbuhkan kemauan berbagi, dan mengontrol fisik, menguji ketahanan fisik, melatih otot-otot tangan, dan menghasilkan gerakan baru.
Baca Juga: Laporan Ibadah Haji: Pembimbing Ibadah Akan Berikan Layanan Ibadah dan Pendampingan Jemaah Sakit
Begitu pentingnya bermain bagi anak, maka orangtua dan pendidik di sekolah haruslah dapat memilihkan bagi mereka alat-alat permainan yang edukatif dan menyenangkan mereka, bukan sebaliknya yang akan dapat mencelakakan mereka.
Pada prinsipnya, mendidik anak menggunakan wahana bermain bisa dikatakan gampang-gampang susah. Gampang (mudah) karena hampir semua wahana bermain itu membuat anak menjadi senang dan puas atas apa saja yang dilakukan.
Dan dikatakan susah karena tidak semua wahana bermain anak itu dapat digunakan untuk mendidik dan mengajari anak tentang sesuatui yang kita ingin dia pelajari.
Menurut Jasa Ungguh Muliawan dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dalam Wahana Bermain Anak”, ada beberapa mainan yang berbahaya secara fisik maupun psikis; yaitu:
Pertama, mainan yang dapat membahayakan diri anak secara fisik setidaknya ada enam sebagai berikut:
Baca Juga: Tiga tips sukses dirikan startup ala Reza SEVIMA agar tidak gulung tikar
1. Bahan mainan yang sudah usang sehingga berakibat pada munculnya karat, pembusukan ataupun kotor karena pengaruh perubahan lingkunan.
2. Memiliki sisi-sisi yang tajam dan runcing seperyi pisau atau jarum, ataupun benda-benda yang bersifat memotong seperti gunting atau gergaji.
3. Memiliki permukaan kasar atau berduri seperti kulit durian, kayu berserat, potongan kaleng susu yang masih ada bagian yang seperti duri, mainan yang sudah patah atau rusak dan sebagainya.
4. Mengandung unsur panas atau dingin yang melebihi batas normal daya tahan anak.
Contoh: api, es, air mendidih, atau bahan berbahaya yang dapat meledak semisal mercon atau ptasan atau dinamit.