HARIAN MERAPI - Berikut ini adalah lima keistimewaan wanita dalam Islam, yang diantaranya adlah dapat masuk surga dari pintu manapun.
Selengkapnya keistimewaan-keistimewaan tersebut antara lain:
Pertama, wanita salihah adalah perhiasan dunia. Islam menempatkan wanita sebagai makhluk mulia yang harus dijaga. Allah SWT menciptakan wanita beserta keindahannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Baca Juga: Hingga Akhir 2023, Pusat Targetkan 170.000 Orang Sukoharjo Wajib Miliki KTP Digital, ini Langkahnya
Keindahan itu bukan hanya dinilai dari fisik saja, melainkan juga hati dan pikiran. Layaknya perhiasan, haruslah dijaga dan dirawat.
Sabda Nabi Muhammad SAW:"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang shalihah.” (HR Muslim).
Kedua, wanita adalah karunia, bukan musibah.
Bersama kaum laki-laki akan mendapatkan ketenangan lahir dan batin, dan mampu memberikan energi positif yang sangat bermanfaat, seperti rasa cinta, kasih sayang, dan motivasi hidup, sebagaimana firman-Nya:
“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.” (QS. An-Nahl, 16:72).
Ketiga, surga itu di bawah telapak kaki ibu. Islam menjelaskan kalau surga berada di bawah telapak kaki ibu. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan betapa pentingnya berbakti dan menghormati seorang ibu.
Baca Juga: Dukung Capres 2024, tapi jangan bermusuhan, begini saran Menkopolhukam Mahfud MD
Dari Mu’awiyah ibn Jahimah, ia berkata, “Aku datang kepada Nabi saw., lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku mengharap dengannya ridha Allah dan rumah akhirat (surga).”
Beliau pun bersabda, “Celakalah engkau, apakah ibumu masih hidup?” “Iya, wahai Rasulullah.” Jawabku. “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya”.
Kemudian aku menemuinya di arah sampinya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin jihad bersamamu, aku ingin dengannya meraih ridah Allah dan surga.”
“Celakalah, apakah ibumu masih hidup?” ‘Iya wahai Rasulullah” “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya.”