Keempat, mengembangkan spiritualitas. Bagi sebagian keluarga, komunitas keagamaan menjadi kekluarga yang kedua yang menjadi sumber dukungan selain keluarganya. Ikatan spiritual
(keagamaan) akan memberikan arahan, tujuan, dan perspektif.
Beribadah dan berdoa bersama keluarga membantu membentuk rasa saling menghormati dan memahami satu sama lain. Hal ini juga membantu menjaga kedekatan dan keutuhan keluarga. Berkumpul dengan keluarga untuk beribadah juga dapat menjadi kesempatan untuk berkomunikasi dan berbagi tentang perasaan dan pikiran masing-masing.
Kelima, menyelesaikan konflik serta menghadapi tekanan dan krisis dengan efektif. Setiap
keluarga pasti mengalami konflik, namun keluarga yang kukuh akan bersama-sama menghadapi
masalah yang muncul bukannya bertahan untuk saling berhadapan sehingga masalah tidak
terselesaikan.
Manajemen konflik pada rumah tangga mengkaji pola penanganan konflik yang sering terjadi dalam rumah tangga. Komitmen dan komunikasi antara suami dan istri merupakan metode dan teknik yang baik untuk mengelola konflik. Berbagi peran dan saling menutupi kekurangan antara satu dengan yang lain.
Keenam, memiliki ritme. Keluarga yang kukuh memiliki rutinitas, kebiasaan dan tradisi yang
memberikan arahan, makna dan struktur terhadap mengalirnya kehidupan sehari-hari. Mereka
memiliki aturan dan prinsip yang dijadikan pedoman bersama.
Ritme atau pola-pola dalam keluarga ini akan memantapkan dan memperjelas peran keluarga dan harapan-harapan yang dibangunnya. Harmoni dan ritme mungkin dapat berubah sebagai hasil dari kreativitas, akan tetapi tetap saja hasilnya adalah suatu keserasian dan keselarasan laksana orkestra musik yang sangat indah dan menawan.
Ketujuh, menunjukkan kasih sayang dan menghargai perbedaan. Menunjukkan kasih sayang
dan perhatian kepada anggota keluarga untuk memperkuat hubungan emosional. Kasih sayang dapat memperkuat hubungan keluarga dan membuat anggota keluarga merasa lebih dekat dan terhubung satu sama lain.
Demikian juga dengan menghargai perbedaan. Dengan menghargai perbedaan, keluarga dapat menjadi lebih harmonis dan saling mendukung. Menghargai perbedaan juga dapat membantu meningkatkan toleransi, empati, dan pengertian antara anggota keluarga.
Kedelapan, komunikasi yang efektif dan membuat tradisi keluarga. Dengan meningkatkan
komunikasi efektif dalam keluarga, seseorang dapat membangun hubungan yang lebih harmonis, saling mendukung, dan penuh kasih sayang.
Membuat tradisi keluarga yang dapat memperkuat hubungan dan membangun identitas keluarga dengan membangun nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang penting bagi keluarga. Dengan melakukan tradisi keluarga, seseorang dapat memperkuat kekukuhan keluarga dan meningkatkan keharmonisan dalam keluarga. *
Penulis : Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Pakar BP4 Kota Yohgyakarta