HARIAN MERAPI - Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan awal dari perjalanan hidup yang akan
membawa perubahan besar bagi umat manusia.
Nabi Muhammad SAW kemudian menjadi Rasul Allah dan membawa pesan Islam kepada umat manusia. Rasulullah SAW merupakan manusia pilihan yang dipilih oleh Allah SWT sebagai Nabi dan Rasul-Nya, untuk mengajarkan wahyu Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling mulia dan memiliki keutamaan yang sangat besar di sisi Allah SWT. Dengan keutamaan dan kemuliaan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, umatnya dapat memperoleh manfaat yang besar dan mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Baca Juga: Sabar dan ikhlas berhimpitan
Di antara keutamaan dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW: (1) Pemberi Syafaat: Nabi
Muhammad SAW adalah pemberi syafaat bagi umatnya di hari kiamat, (2) Rahmatan lil 'Alamin:
Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, (3) Paling Utama di Sisi Allah: Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling utama di sisi Allah SWT,
(4) Pemberi Petunjuk: Nabi Muhammad SAW membawa petunjuk bagi umat manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, (5) Akhlak yang Mulia: Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang sangat mulia dan menjadi teladan bagi umatnya,
(6) Paling Berani dalam Berdakwah: Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berani dalam berdakwah dan menyampaikan kebenaran, dan (7) Paling Sabar dalam menghadapi cobaan: Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling sabar dalam menghadapi cobaan dan tantangan.
Di dalam Al Qur’an, terdapat beberapa ayat yang menyinggung tentang kemulian dan
keutamaan serta tugas beliau sebagai Rasul Allah atau utusan Allah bagi seluruh umat manusia.
Berikut ini beberapa ayat Al-Qur’an tentang kemuliaan dan keutamaan Rasulullah Muhammad SAW; yakni:
Pertama, orang mukmin adalah mereka yang memiliki adab dalam berhubungan dengan
Rasuluulah SAW.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin
kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur; 24:62).
Kedua, orang munafik mengira dengan mempersempit kehidupan orang-orang beriman,
mereka akan meninggalkan Rasulullah SAW.
Firman Allah SWT: “Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah )”. Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” (QS. Al-Munafiqun; 63:7).
Baca Juga: Inilah bedanya konten AI dengan jurnalisme menurut Wamenkomdigi Nezar Patria
Ketiga, orang-orang munafik mengira bahwa Nabi mempercayai apa yang dikatakan orang-
orang munafik.