HARIAN MERAPI - Visi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah/madrasah adalah untuk membentuk siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang baik dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Dengan memiliki visi yang jelas, pembelajaran PAI di sekolah/madrasah dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan membentuk siswa yang memiliki karakter yang baik dan beriman.
Berikut beberapa contoh visi pembelajaran PAI: (1) Membentuk siswa yang beriman dan bertakwa: visi ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki iman yang kuat dan
takwa kepada Allah SWT, serta mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari,
Baca Juga: Habis masa jabatan 2023, Suranto dan Istiyarto kembali menjadi Lurah Pakembinangun dan Sidokarto
(2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang ajaran Islam: visi ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang ajaran Islam, termasuk
aqidah, syariah, dan akhlak,
(3) Mengembangkan keterampilan siswa dalam mengamalkan ajaran Islam: visi ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam mengamalkan ajaran Islam, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji,
(4) Membentuk siswa yang berakhlak mulia: visi ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki akhlak mulia, seperti jujur, amanah, dan bertanggung jawab, dan (5) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik: visi ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Visi tentang pembelajaran agama Islam yang dimaksud di sini adalah mencoba membedakan antara pengajaran tentang Islam (teaching about Islam) dan pembelajaran tentang bagaimana menjadi seorang muslim (teaching about being moslem).
Baca Juga: Lama ditetapkan Perda, Jalinmasa pertanyakan keberadaan tiga BUMD
Pada umumnya para pendidik muslim dalam pengajarannya lebih menekankan tentang informasi dan fakta-fakta tentang Islam (fact about Islam), karena hal ini memang lebih mudah dan sebenarnya merupakan pendekatan yang kurang diperlukan.
Karena kita memang belum menjumpai suatu bentuk pengembangan program yang sistematik untuk melakukan proses pembelajaran generasi kita untuk ''menjadi muslim” (being moslem).
Karena hal ini memang memerlukan upaya yang lebih rumit dan pemahaman yang mendalam, baik berkaitan dengan karakter ilmiah generasi muslim maupun ajaran Islam itu sendiri.
Visi sebenarnya dari pembelajaran Islam itu bukanlah 'mengisi' otak generasi muda dengan informasi-informasi tentang Islam, tetapi lebih terletak pada bagaimana mangajarkan pada generasi muda untuk menjadi muslim yang baik (kaffah).
Karena itu, visi pembelajaran agama Islam perlu perpijak pada pemahaman yang utuh bahwa pesan-pesan Islam itu harus memfokuskan pada pengembangan kepribadian (personality) dan akhlak generasi, serta lebih memperhatikan pada kebutuhan dan harapan riil masyarakat kita (relevansi sosial).