Amat disayangkan, bahwa di negeri ini, makna jabatan telah bergeser jauh dari keotentikannya. Mestinya, jabatan dimaknakan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian. Kesempatan berkontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Untuk kembali ke fitrah jabatan demikian sungguh sulit, kecuali ada perubahan mindset (pola pikir) dan pola tindak tentang keutuhan dan kebersatuan kehidupan antara pejabat dengan Tuhan-Nya, dan umat/masyarakat/bangsanya. Pejabat yang amanah, bukan saja setiap saat berdoa, mohon dimudahkan urusannya, diringankan bebannya, ditunjukkan jalan lurus, akan tetapi secara konsisten selalu menapaki jalan lurus tersebut.
Wallahu’alam.
* Guru Besar pada Sekolah Pascasarjana UGM