HARIAN MERAPI - Niat yang lurus memang sangat penting dalam mencapai keberkahan keluarga. Dalam Islam, niat yang ikhlas dan lurus dapat membawa banyak manfaat, seperti:
(1) mendapatkan ridho Allah: niat yang ikhlas dan lurus dapat membuat Allah meridhoi keluarga dan memberikan keberkahan kepada mereka,
(2) meningkatkan keharmonisan: niat yang baik dapat meningkatkan keharmonisan dan kebersamaan dalam keluarga, dan (3) membawa kebaikan: niat yang lurus dapat membawa kebaikan dan manfaat bagi keluarga, baik di dunia maupun di akhirat.
Menikah adalah ibadah, maka luruskan niat, ikhlas karena Allah SWT. Niat sangat penting untuk menentukan kondisi dan hasil akhirnya; sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari).
Dengan memiliki niat yang lurus, keluarga dapat mencapai keberkahan dan kebahagiaan yang hakiki.
Agar pernikahan yang telah dilaksanakan bisa menghantarkan terciptanya keluarga surgawi yang sejati, dan juga dapat mempersiapkan anak cucu mencapai tujuan yang sama dengan para lansia pendahulunya; selain niat yang lurus, ada lima faktor lain yang harus diupayakan sepanjang masa, baik untuk dirinya maupun generasi pelanjutnya; yaitu :
Pertama, tujuan yang mulia. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu suami istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya untuk membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material.
Adapan tujuan pernikahan menurut ajaran Islam ialah: (1) memperoleh ketenangan dalam menjalani kehidupan, (2) untuk memenuhi naluri manusia, (3) membentengi akhlak, (4) agar ibadah kepada Allah semakin meningkat, dan (5) agar memperoleh keturunan yang shaleh/shalehah.
Kedua, ilmu yang cukup. Di dalam Islam, pernikahan itu bukan hanya berbicara tentang hubungan pria dan wanita yang diakui secara sah secara agama dan hukum negara, dan bukan hanya berbicara kebutuhan biologis laki-laki dan perempuan saja, tetapi pernikahan dalam Islam sangat erat kaitannya dengan kondisi jiwa manusia, kerohanian (lahir dan batin), nilai-nilai kemanusian, dan
adanya suatu kebenaran.
Suami dan istri perlu memahami ilmu komunikasi, perlu mengerti psikologi
laki-laki dan perempuan, ilmu gizi dan kesehatan dan lain-lain.
Ketiga, memilih calon dengan kriteria agama. Ada beberapa cara menentukan pasangan hidup yang sesuai dengan syariat Islam: (1) memilih berdasarkan agamanya, memilih berdasarkan keturunan,