HARIAN MERAPI- Kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu hal yang tidak boleh terabaikan karena manusia adalah makhluk sosial.
Dalam bermasyarakat, manusia mendapatkan suatu proses hidup yang sangat bernilai, baik untuk diri sendiri maupun pada urusan yang meliputinya.
Aturan dalam hidup bermasyarakat yang dibuat diharapkan untuk menjadi pedoman manusia berdasarkan tuntunan dari Allah SWT. Aturan tersebut adalah hal yang harus dilakukan oleh manusia. Tujuannya supaya kehidupan dapat berjalan dengan baik.
Baca Juga: Pemkab Temanggung terjunkan dokter dan mantri hewan ke pasar ternak
Agama Islam memberikan pedoman secara detail bagaimana hidup bermasyarakat yang
sesuai dengan fitrah penciptaan manusia sebagai makhluik sosial. Di antara pedoman hidup
bermasyarakat itu adalah:
Pertama, maafkanlah kesalahan orang lain. Firman Allah SWT: “Jadilah engkau pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf; 7:199).
Dan karena Rasulullah pasti menghadapi gangguan dari orang bodoh dan jahil, maka Allah memerintahkannya untuk berpaling dari orang-orang yang tidak memahami nilai dari sesuatu, seseorang, atau ucapan mereka yang merupakan bentuk dari kejahilan.
Kedua, jangan berkata kasar. Firman Allah SWT: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi
Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.'' (QS. Al-A’raf; 7:159).
Ketiga, tahanlah amarah. Orang-orang yang bertakwa ialah orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah dalam keadaan mudah maupun susah, yang menahan amarahnya meskipun sebenarnya mampu melampiaskannya, dan yang memaafkan orang yang berbuat
zalim kepadanya.
Firman Allah SWT: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran; 3:134).
Keempat, berbaiklah kepada orang lain. Firman Allah SWT: “Sembahlah Allah dan jangan
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, berbuatlah kebajikan kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan jauh, teman sejawat, orang yang sedang dalam perjalanan dan hamba sahaya yang kamu miliki.” (QS. An-Nisa’; 4:36).
Kelima, jangan sombong dan congkak. Firman Allah SWT: “Allah berfirman: 'Turunlah
kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka
keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina''. (QS. Al-A’raf; 7:13).
Baca Juga: Viral Dugaan 9 Jemaah Calon Haji Indonesia Terlantar di Makkah, Begini Penjelasan Kemenag
Seseorang yang semula derajatnya tinggi menjadi turun, bahkan sangat rendah sekali akibat kesombongan dan ujubnya. Karena surga merupakan tempat orang-orang yang baik, tidak layak untuk orang-orang yang buruk.