Waspada 'Brain Rot': Ketika Layar Membius Pikiran dan Harapan Tertumpu pada Deep Learning

photo author
- Sabtu, 10 Mei 2025 | 09:40 WIB
Dr. Umi Faizah, S.Ag., M.Pd, Dosen STPI BIM, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta (Dok. Pribadi)
Dr. Umi Faizah, S.Ag., M.Pd, Dosen STPI BIM, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta (Dok. Pribadi)

Mengarahkan waktu di depan layar untuk aktivitas yang produktif dan konstruktif adalah implementasi dari aspek ini.

3. Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan): Ketika belajar terasa sebagai beban atau paksaan, kita cenderung mencari pelarian pada hiburan instan di layar. Joyful learning menekankan pentingnya menciptakan pengalaman belajar yang menarik, relevan, dan memicu rasa ingin tahu.

Dengan demikian, kita dapat mengalihkan fokus dari konsumsi pasif konten hiburan menuju keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran yang memuaskan.

Beberapa Langkah pencegahan "Brain Rot" yang dapat dipertimbangkan di era digital adalah:

• Mendorong Literasi Digital yang Kritis: Mengajarkan individu untuk secara sadar mengevaluasi konten yang mereka konsumsi, mengidentifikasi bias, dan membedakan informasi yang kredibel dari yang tidak. Ini adalah wujud dari mindful learning dalam interaksi digital.

• Menciptakan Platform dan Konten yang Bermakna: Mendorong pengembangan platform dan konten digital yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik, menginspirasi, dan memicu pemikiran yang mendalam. Ini mendukung meaningful learning di ranah digital.

• Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran yang Menyenangkan: Memanfaatkan teknologi secara kreatif untuk menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, personal, dan menarik, sehingga mengurangi ketergantungan pada hiburan pasif. Ini adalah implementasi joyful learning dengan memanfaatkan alat digital secara positif.

• Mengembangkan Kesadaran Diri dan Regulasi Diri: Mendorong individu untuk mengenali pola konsumsi media digital mereka dan mengembangkan kemampuan untuk mengatur diri dalam penggunaan teknologi. Ini adalah fondasi dari mindful engagement dan pencegahan "Brain Rot".

"Brain Rot" adalah tantangan yang memerlukan pendekatan holistik. Membatasi screen time adalah langkah awal yang penting, namun untuk membangun generasi yang tangguh secara kognitif dan emosional di era digital, kita perlu menanamkan budaya deep learning yang mindful, meaningful, dan joyful dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam interaksi kita dengan teknologi.

Dengan kesadaran, tujuan yang jelas, dan kegembiraan dalam belajar, kita dapat memastikan bahwa teknologi menjadi alat yang memberdayakan, bukan justru menjerumuskan kita pada keterpurukan kognitif. *

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

FWK Membisikkan Kebangsaan dari Diskusi-diskusi Kecil

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:30 WIB

Budaya Hukum Persahabatan

Rabu, 24 September 2025 | 11:00 WIB

Generasi PhyGital: Tantangan Mendidik Generasi Dua Dunia

Minggu, 21 September 2025 | 10:13 WIB

Akhmad Munir dan Harapan Baru di Rumah Besar Wartawan

Selasa, 2 September 2025 | 09:52 WIB

Kemerdekaan Lingkungan, Keselamatan Rakyat

Rabu, 13 Agustus 2025 | 10:15 WIB

Mikroplastik: Ancaman Baru terhadap Kesehatan

Kamis, 7 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Pro dan Kontra Identik Perpecahan?

Rabu, 6 Agustus 2025 | 12:05 WIB

Mentalitas Kemerdekaan

Jumat, 18 Juli 2025 | 16:50 WIB

Jabatan sebagai Amanah

Kamis, 19 Juni 2025 | 11:15 WIB
X