HARIAN MERAPI - Hakim dan pemimpin suatu negeri harus berhati bersih.
Hati yang bersih akan memutuskan suatu perkara yang berkaitan dengan masyarakat tanpa menzolimi.
Hati yang kotor akan memutuskan atau mengambil kebijakan yang zalim, sebab telah dipenuhi berbagai penyakit.
Baca Juga: Manfaat air putih dan pengurangan respon stroke
Hati yang sakit dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya, seperti riya’, hasad, dengki, hasrat ingin dipuji, sombong, tamak, ghibah dan penyakit-penyakit hati lainnya.
Salah satu contoh pemilik hati yang sakit adalah hakim atau pemimpin yang menerima suap.
Kasus terakhir penangkapan hakim yang disangka menerima suap puluhan miliar rupiah, dalam menangani sebuah kasus.
Seakan tidak perlu bukti di persidangan, dari harta bendanya yang dimiliki, telah menjawab pertanyaan sang hakim menerima suap.
Dan patut diduga, kasus yang ditangani selama ini pasti bersentuhan dengan harus mendapat suap.
Hati adalah anggota badan yang letaknya di sebelah kiri dada dan merupakan bagian terpenting bagi pergerakan darah. Hati berbentuk daging kecil yang di dalamnya terdapat rongga yang berisi darah hitam.
Hati dimaknai pula merupakan bisikan halus ketuhanan (rabbaniyah) yang berhubungan langsung dengan hati yang berbentuk daging. Di sini hati inilah yang dapat memahami dan mengenal Allah SWT serta segala hal yang tidak dapat dijangkau angan-angan.
Baca Juga: Belajar bikin petasan dari Youtube, begini akibatnya
Karena sifatnya yang berubah-ubah, hati disebut juga dengan qalbun.