Belajar bikin petasan dari Youtube, begini akibatnya

photo author
- Senin, 14 April 2025 | 12:00 WIB
Logo YouTubr di acara YouTube Space LA di Playa Del Rey, Los Angeles, California, Amerika Serikat diambil 21 Oktober 2015.  (REUTERS/Lucy Nicholson)
Logo YouTubr di acara YouTube Space LA di Playa Del Rey, Los Angeles, California, Amerika Serikat diambil 21 Oktober 2015. (REUTERS/Lucy Nicholson)

SUDAH banyak kasus ledakan petasan atau mercon yang menyebabkan korban terluka, bahkan meninggal. Namun, tetap saja ada orang yang memproduksi petasan, baik dengan cara kulakan atau membuat sendiri. Seperti dilakukan dua pelajar SMK ini, mereka ingin belajar bisnis menjual mercon karena dianggap keuntungannya menggiurkan.

Keduanya adalah NAN (19) dan RNA (18), warga Godean Sleman. Mereka sebenarnya tergolong pelajar yang kreatif karena ingin bisnis yang mendatangkan uang banyak. Sayangnya caranya keliru dan mengundang bahaya. Entahlah, mengapa mereka memilih bisnis petasan. Mereka pun mahir meracik bahan peledak itu menjadi mercon. Awalnya untuk kepentingan sendiri, namun kemudian dijual melalui orang terdekat.

Hanya bermodalkan uang Rp 200 ribu untuk beli bahan petasan seberat 1 kg, mereka bisa menjualnya berkali lipat setelah obat mercon itu diracik dan siap  edar.

Baca Juga: Legenda Bayern Muenchen Schweinsteiger Semangati Pemain Muda Indonesia

 

Namun, aksi mereka terhenti setelah ada warga yang curiga dan lapor polisi. Hingga kemudian, ketika mereka sedang bertransaksi di depan SMAN 1 Sewon Bantul langsung disergap petugas. NAN dan RNA pun tak berkutik dan mengaku terus terang mereka memang memproduksi mercon untuk dijual.

Keduanya dijerat UU Darurat No 12 Tahun 1951 dengan ancaman pidana penjara hingga maksimal dua puluh tahun penjara. Namun tentu hakim punya pertimbangan tertentu sebelum menjatuhkan putusan.

Boleh jadi kedua pelajar itu tidak mengetahui betapa berat ancaman hukuman yang bakal dituduhkan kepada mereka. Meski berstatus pelajar, tapi melihat usianya, mereka dikategorikan sebagai orang dewasa, sehingga tidak diberlakukan peraturan khusus anak.

Baca Juga: Pencari kerja bidang industri serbu Sukoharjo, banyak yang berasal korban PHK

Hal yang menarik, mereka belajar meracik bahan peledak menjadi mercon dari Youtube. Dari sinilah mereka belajar segala sesuatunya, mulai dari meracik hingga menjadi barang jadi dan siap edar. Komunikasi dengan penjual bahan peledak juga hanya dilakukan secara online. Alhasil, mereka merasa sukses menjalani bisnis bahan peledak atau mercon.

Itulah bahayanya media sosial, yang tidak mampu menyaring mana konten yang berbahaya dan tidak berbahaya. Semua informasi sangat liar, sehingga hanya pengguna medsoslah yang bisa menentukan mana informasi yang perlu dan tidak perlu. Semua ada risikonya.

Ketika memilih menggunkan informasi yang berbahaya, seperti pada kasus di atas, maka bakal berbuntut tuntutan hukum. Kedua pelajar itu pun hanya bisa menyesal karena telanjur terlibat kejahatan memproduksi mercon. (Hudono) 

 

BalasTeruskan

Tambahkan reaksi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X