Bisa juga ditafsir berarti membela diri sehingga ini mengisyaratkan bahwa seorang mukmin memiliki rasa harga diri yang tinggi.
Baca Juga: Klasemen Akhir Grup C Piala Asia U-17 2025: Indonesia Sempurna di Puncak Usai Gasak Afghanistan 2-0
Ia tidak akan menerima penganiayaan dan akan tampil sendiri melakukan pembelaan
Disebutkan pula bahwa seorang mukmin tidak akan rela dilecehkan.
Apabila dianiaya memang jika kekuatan untuk mengalahkan atau menangkis penganiayaan belum lagi dimiliki, sifat tabah dan sabarlah yang dianjurkan.
Al-Biqai menilai bahwa ayat-ayat di atas mengajak kepada tiga keutamaan pokok yakni pertama ilmu, kedua kesucian jiwa dan ketika keberanian.
Pujian tentang pemenuhan seruan Ilahi dan salat adalah ajakan kepada pengetahuan.
Anjuran untuk bernafkah adalah ajakan untuk kesucian. Sedang pembelaan setelah dianiaya adalah keberanian.
Baca Juga: Sidak Kantor Samsat Sukoharjo, Bupati Sukoharjo Cek Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
Selanjutnya pembatasan pembalasan yang serupa dengan kejahatan yang diderita merupakan ajakan untuk moderasi dalam segala hal. Dan inilah keadilan.
Dengan demikian hal terakhir ini mencakup ketiga keutamaan yang telah disebut. ini karena Siapa yang mengetahui keserupaan dia adalah seorang yang berpengetahuan.
Ssiapa yang bermaksud melaksanakannya tanpa melampaui batas dia adalah seorang yang memiliki jiwa yang suci.
Dan siapa yang membatasi diri dalam pelaksanaan hal tersebut maka dia adalah pemberani. *