HARIAN MERAPI - Umat Muslim di Indonesia pada umumnya melaksanakan salat Idul Fitri di dua tempat. Salat Idul Fitri dan juga Idul Adha, selain dilaksanakan di masjid juga bisa dilaksanakan di lapangan.
Rupanya, ada sejarah dan alasan mengapa salat Idul Fitri ini dilakukan di lapangan.
Salat Ied Pertama yang Dilakukan di Lapangan
Baca Juga: Suka duka pemudik Lebaran 1446 H, melahirkan di toilet Terminal Tingkir Salatiga
Mengutip dari laman resmi Muhammadiyah, Haedar Nshir dalam buku Muhammadiyah Gerakan Pembaruan yang terbit tahun 2010 telah mencatat sejarah salat Ied pertama di lapangan.
Salat Ied di lapangan pertama kali dilakukan oleh Muhammadiyah pada tahun 1926.
Lokasi yang digunakan saat itu adalah Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.
Keputusan tersebut juga berasaskan pada hasil Kongres Muhammadiyah ke-15 di Surabaya.
Baca Juga: Israel Gempur Jalur Gaza Saat Idul Fitri 2025, Sejumlah Warga Sipil Meninggal
Hadis Salat Ied di Tanah Lapang
Dari abu Sa’id al-Khudri r.a berkata: “Rasulullah SAW keluar ke lapangan tempat salat pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, lalu yang pertama yang dilakukannya adalah salat, kemudian berangkat dan berdiri menghadap jamaah, sementara jamaah tetap duduk pada saf masing-masing lalu Rasulullah menyampaikan wejangan, pesan, dan beberapa perintah” (HR al-Bukhari).
Hadis tersebut yang digunakan oleh Muhammadiyah untuk landasan salat Ied di lapangan.
Berawal dari Kritikan Tamu India
Dalam buku Muhammadiyah dalam Perspektif Sejarah, Organisasi, dan Sistem Nilai yang terbit tahun 2019 mengungkapkan bahwa salat Ied di lapangan bermula dari sebuah kritikan.