Kejujuran masih ada pada sebagian pedagang tertentu, tetapi tak sedikit konsumen dikecewakan, karena kurangnya berat timbangan, kualitas dan kuantitas tak sesuai promosi. Sengketa bisnis pun semakin marak.
Ajaran moralitas-religius berbunyi: “Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur” (HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146).
Demi keberkahan hidup, yakni kebaikan yang terus bertambah, maka bertanam kebaikan hendaknya menjadi bagian dari pandangan hidup (way of life) setiap orang. Kepada penyelenggara pemerintahan, layak diingatkan bahwa kebijakan publik tidak boleh didegradasikan, didistorsi, ataupun direduksi menjadi kebijakan privat. Politik dinasti, dan praktik netoptisme, dilarang.
Pada ranah pemerintahan, berlaku asas-asas umum pemerintahan yang baik, yakni asas-asas umum yang dijadikan dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik, sehingga penyelenggaraan pemerintahan menjadi baik, sopan, adil, terhormat dan bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan penyalahgunaan wewenang serta tindakan sewenang-wenang.
Baca Juga: Timnas Kalah Tipis dari Vietnam, Begini Komentar Erick Thohir
Wajib diingat pula bahwa penyelenggara pemerintahan dan rakyat, adalah dua subjek yang terjalin dalam satu-kesatuan. Pada masing-masing, ada hak dan kewajiban yang melekat, dan harus dihormati. Hubungan diantara para pihak, berlangsung sebagai hubungan pansubjektivitas. Artinya, semua pihak wajib memperlakukan pihak lainnya sebagai subjek (pemilik hak dan kewajiban), sekaligus dilarang mengobjekan pihak lain.
Bila dalam kehidupan berbangsa, ada diantara komponen bangsa berlaku dusta, curang, menggunakan kebijakan (policy) dan hukum (regulasi) sebagai alat penindasan, niscaya, hilanglah keberkahan hidup. Buah dari kedustaan itu adalah penderitaan pada mayoritas rakyat jelata.
Idealitasnya, semua pihak bersemangat bertanam kebaikan (berlaku jujur, berlomba dalam beramal saleh). Dari aktivitas mulia ini, dipastikan bangsa dan negara akan memperoleh keberkahan hidup sepanjang masa.
Hidup adalah kesempatan bertanam kebaikan. Dunia adalah hamparan lahan untuk beramal saleh. Tanyakan pada hati-nurani, sudahkah kita bertanam kebaikan untuk negeri ini? Wallahu’alam.
*) Guru Besar pada Sekolah Pascasarjana UGM