Kejujuran pangkal kebaikan dan kebahagiaan dunia akhirat

photo author
- Kamis, 14 November 2024 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY    (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan kebahagiaan dunia akhirat. Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna: (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, (2) keseuaian antara informasi dan kenyataan, (3) ketegasan dan kemantarapn hati, serta (4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.

Allah SWT menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan kepada orang-orang yang
beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya, agar mereka tetap dalam ketakwaan serta mengharapkan rida-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala larangan yang telah ditentukan-Nya,

sebagaimana firman-Nya: ''Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur).'' (QS. At-Taubah; 9:119).

Baca Juga: Polresta Sleman Gencar Razia Minuman Keras, Amankan 2.538 Botol Miras, Ini Jumlah Tersangkanya

Dalam agama Islam , Rasulullah Muhammad SAW menekankan bahwa kejujuran dapat
membawa kebaikan sekaligus menjadi sarana yang bisa mengantarkan diri ke dalam surga-Nya.
Berikut ini beberapa hadits tentang kejujuran dan dalil yang menerangkan tentang kejujuran sebagai berikut:

Pertama, kejujuran membawa kebaikan dan akan menghantarkan ke dalam surga-Nya. Dari
Abdullah Ibnu Mas'ud, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Hendaknya kamu selalu jujur
karena kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua, kejujuran pangkal ketenangan, sedangkan kedustaan itu pangkal kebimbingan. Dari
Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali RA, Ia berkata, Aku menghafal hadits dari Rasulullah SAW,
yaitu: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak kamu ragukan. Sesungguhnya kejujuran itu ketenangan dan kedustaan itu kebimbangan.” (HR. Tirmidzi).

Ketiga, pedagang yang jujur dan amanah kelak masuk ke dalam surga-Nya. Sabda Rasulullah
Muhammad SAW: “Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda,
“Seorang pedagang Muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang syahid pada hari kiamat (di Surga).” (HR. Ibnu Majah, al-Hakim dan ad-Daraquthni). Hadits yang lain: “Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” ((HR. Tirmidzi).

Baca Juga: Museum Wayang Beber Sekartaji Bantul Bisa Jadi Pilihan Destinasi Wisata Edukasi, Ada Apa Saja Koleksinya?

Keempat, kebaikan dan kejujuran jalan menuju ke surge-Nya, sedangkan dosa dan berkhianat
adalah jalan menuju ke neraka-Nya.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai pendusta.” (HR. Muslim).

Kelima, tidak jujur merupakan salah satu ciri orang munafik. Sabda Rasulullah Muhammada
SAW: “Tanda orang munafik itu ada tiga, jika berkata dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia khianati.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Ya Allah, sucikanlah hatiku dari kemunafikan, amal perbuatanku dari pamer, lidah dan ucapanku dari kebohongan, dan sucikan mataku dari khianat. Sesungguhnya, Engkau mengetahui pandangan mata yang khianat dan mengetahui apa saja yang tersembunyi dalam hati.*

Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X