HARIAN MERAPI - Kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan kebahagiaan dunia akhirat. Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna: (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, (2) keseuaian antara informasi dan kenyataan, (3) ketegasan dan kemantarapn hati, serta (4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
Allah SWT menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan kepada orang-orang yang
beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya, agar mereka tetap dalam ketakwaan serta mengharapkan rida-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala larangan yang telah ditentukan-Nya,
sebagaimana firman-Nya: ''Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur).'' (QS. At-Taubah; 9:119).
Baca Juga: Polresta Sleman Gencar Razia Minuman Keras, Amankan 2.538 Botol Miras, Ini Jumlah Tersangkanya
Dalam agama Islam , Rasulullah Muhammad SAW menekankan bahwa kejujuran dapat
membawa kebaikan sekaligus menjadi sarana yang bisa mengantarkan diri ke dalam surga-Nya.
Berikut ini beberapa hadits tentang kejujuran dan dalil yang menerangkan tentang kejujuran sebagai berikut:
Pertama, kejujuran membawa kebaikan dan akan menghantarkan ke dalam surga-Nya. Dari
Abdullah Ibnu Mas'ud, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Hendaknya kamu selalu jujur
karena kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, kejujuran pangkal ketenangan, sedangkan kedustaan itu pangkal kebimbingan. Dari
Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali RA, Ia berkata, Aku menghafal hadits dari Rasulullah SAW,
yaitu: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak kamu ragukan. Sesungguhnya kejujuran itu ketenangan dan kedustaan itu kebimbangan.” (HR. Tirmidzi).
Ketiga, pedagang yang jujur dan amanah kelak masuk ke dalam surga-Nya. Sabda Rasulullah
Muhammad SAW: “Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda,
“Seorang pedagang Muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang syahid pada hari kiamat (di Surga).” (HR. Ibnu Majah, al-Hakim dan ad-Daraquthni). Hadits yang lain: “Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” ((HR. Tirmidzi).
Keempat, kebaikan dan kejujuran jalan menuju ke surge-Nya, sedangkan dosa dan berkhianat
adalah jalan menuju ke neraka-Nya.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai pendusta.” (HR. Muslim).
Kelima, tidak jujur merupakan salah satu ciri orang munafik. Sabda Rasulullah Muhammada
SAW: “Tanda orang munafik itu ada tiga, jika berkata dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia khianati.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Ya Allah, sucikanlah hatiku dari kemunafikan, amal perbuatanku dari pamer, lidah dan ucapanku dari kebohongan, dan sucikan mataku dari khianat. Sesungguhnya, Engkau mengetahui pandangan mata yang khianat dan mengetahui apa saja yang tersembunyi dalam hati.*
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY