HARIAN MERAPI - Hidup bertetangga dengan baik itu merupakan bagian dari iman. Pengertian tetangga secara umum ialah orang atau rumah yang rumahnya berdekatan atau sebelah-
menyebelah, orang setangga ialah orang yang tempat tinggalnya (rumahnya) terletak berdekatan.
Dalam Islam, tetangga memiliki kedudukan yang penting lagi strategis, menjaga hubungan baik dengan tetangga merupakan ajaran yang sangat ditekankan.
Bertetangga yang baik mencerminkan akhlak mulia dan menumbuhkan kasih sayang yang menjadi dasar dari terciptanya masyarakat harmonis, maju dan berkeseimbangan.
Baca Juga: Wujudkan swasembada pangan, Kemenkop dan Kadin sinkronisasi pengembangan pabrik pakan ternak
Di dalam ajaran Islam, ada tiga pembagian hak dalam bertetangga; yakni: (1) tetangga dengan satu hak (tetangga); yakni tetangga yang bukan famili dan bukan seagama, (2) tetangga dengan dua hak (tetangga dan seagama);
yakni tetangga yang seagama, dan (3) tetangga dengan tiga hak (tetangga, seagama dan famili); yakni tetangga famili yang seagama. Pembagian ini penting untuk membuat skala prioritas ketika mendapatkan undangan dari tetangga; yang paling banyak haknya adalah yang paling utama untuk diprioritaskan untuk dikabulkan/didatangi undangannya.
Banyak Hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan pentingnya hubungan yang baik dengan tetangga dan memulkiakannya; yakni:
Pertama, memuliakan tetangga merupakan ekspresi keimanan seseorang. Sabda Nabi Muhammad SAW: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Muslim).
Baca Juga: Prabowo ternyata pengikut pandangan ekonomi yang seperti ini
Kedua, tetangga seperti keluarga yang punya hak waris karena kedekatannya secara fisik maupun hati. “Dari Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” (HR. Bukhari).
Ketiga, tetangga tidak aman dengan kehadiran seseorang, berarti orang itu tidak ada iman di dalam hatinya.
“Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah SAW ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” (HR. Bukhari).
Keempat, menyakiti tetangga diancam masuk Neraka, ebaliknya ada ganjaran Surga yang penuh kenikmatan bagi yang berbuat baik kepada tetangga.
Baca Juga: Kabar gembira! Barang kebutuhan pokok tidak kena PPN, kata Sri Mulyani
Nabi Saw bersabda: “Dari Abu Hurairah Ra ia berkata, ‘Dikatakan kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah SAW, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah SAW bersabda: ‘Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah SAW bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah SAW bersabda: ‘Ia masuk surga’.” (HR. al-Hakim).