Islam melarang bullying, menjunjung tinggi kemanusiaan dan persaudaraan

photo author
- Jumat, 29 November 2024 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia naya maupun maya Perundungan juga membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok.

Perundunhan bisa terjadi karena rasa percaya diri yang rendah. Untuk itu, cobalah bangun rasa percaya diri anak dengan mendorongnya melakukan hal-hal yang positif dan disukai sehingga dapat menyalurkan potensi diri yang berlebih untuk hal-hal yang positif dan konstruktif.

Islam, sebagai agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan persaudaraan, memiliki
pandangan tegas terhadap perundungan (bullying). Islam mengajarkan bahwa melakukan
perundungan (melukai) sesama muslim, baik secara fisik maupun mental, setara dengan melukai
seluruh umat manusia.

Baca Juga: Menteri PPPA: Salah satu faktor penyebab kekerasan terhadap anak adalah penggunaan gadget yang tidak bijak

Firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok).

Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (QS. Al-Hujurat; 49:11).

Ajaran-ajaran ini tidak hanya menekankan larangan melakukan perundungan, tetapi juga
mendorong umat untuk aktif mencegah dan menghentikan tindakan tersebut ketika menyaksikannya.

Berikut ini beberapa hadits Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan perundungan (bullying)
sebagai berikut:

Baca Juga: BRI Hadirkan Program Pinjaman BRIguna Spesial HUT ke-129 dengan Suku Bunga Mulai 8,129%

Pertama, sesama muslim adalah saudara, tidak boleh menzalimi dan merendahkan. Sabda
Rasulullah Muhammad SAW: ''Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak
menzaliminya dan tidak pula merendahkannya.'' (HR. Bukhari, Muslim).

Kedua, menyayangi yang muda daqn menghormati yang tua akan menjadikan hidup penuh
rasa persaudaraan dan kemanusiaan. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda dan tidak menghormati yang lebih tua.'' (HR. Bukhari).

Ketiga, keselarasan hidup bertetangga merupakan pancaran dari sinar keimanan kepada Allah
dan Hari Akhir. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya.'' (HR. Abu Dawud).

Keempat, mengasihi semua ciptaan-Nya akan membuahkan kecintaan-Nya kepada seseorang.
Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Orang-orang yang saling mengasihi akan dikasihi oleh Allah. Kasihilah orang-orang yang ada di bumi maka kamu akan dikasihi oleh (penduduk) langit.'' (HR. Abu Dawud, Tirmidzi).

Baca Juga: Heboh penculikan anak, orang tua jangan lengah

Kelima, saling membenci, mendengki, membelakangi, dan saling mencela akan merusak
persaudaraan antar manusia. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Janganlah kalian saling
membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan janganlah kalian saling mencela. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.'' (HR. Muslim).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X