HARIAN MERAPI - Pribadi pemaaf adalah cabang utama keimanan seseorang. Salah satu satu wujud dari kebesaran hati seseorang adalah mereka yang mudah memberikan maaf atas segala dosa dan kekhilafan orang lain.
Tidak semua orang memiliki kebesaran hati dan legowo untuk memaafkan kesalahan orang lain dan menahan amarah.
Sulit meminta maaf dan memaafkan itu bisa disebabkan oleh rasa kecewa yang mendalam karena perlakuan orang lain yang melewati batas toleransi atau karena anggapan yang menilai bahwa meminta maaf adalah simbol kelemahan atau ketidakberdayaan pribadi. Padahal meminta maaf merupakan sikap yang menunjukkan kemurahan hati seseorang.
Baca Juga: Kasus penembakan siswa SMK 4 Semarang, keluarga resmi lapor polisi
Menjadi pribadi yang mudah menahan marah dan memaafkan kesalahan orang lain memang
tidak mudah. Hal ini merupakan buah dari keimanan dan ketaqwaan yang sangat dicintai Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Sebuah sifat yang wajib ada dan diihtiarkan oleh seseorang yang mengaku bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya: “Dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS: Ali Imran; 3:134).
Pribadi yang mudah memaafkan orang lain adalah mereka yang memiliki rasa peka yang tinggi, pikirannya tenang, menjaga hubungan pertemanan yang abadi dan langgeng, senantiasa
dihargai orang lan, serta menjadi pribadi yang lebih baik.
Berikut ini beberapa hadits Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan meminta dan
memberi maaf atas kresalahan atau kekhilafan orang lain; yakni:
Baca Juga: Ayu Ting Ting ogah jadi politisi, begini alasannya
Pertama, Rasulullah Muhammad SAW adalah pribadi yang selalu memaklumi kesalahan orang lain. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan. Melainkan
beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain.'' (HR. Ibnu Hibban).
Kedua, memaafkan orang lain menjadikan dirinya sebagai orang yang mulia di dunia dan
akhirat. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).'' (HR. Muslim).
Ketiga, pemaaf adalah cabang utama dari keimanan seseorang. Sadba Rasulullah Muhammad SAW: ''Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada.'' (HR. Bukhari dan Ad-Dailami).
Keempat, memaafkan orang lain merupakan pintu masuk pemberian maaf/ampunjan dari-
Nya. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh
Allah).'' (HR. Ath-Thabrani).
Baca Juga: Ini waktu yang diperlukan untuk merehabilitasi pecandu judol
Kelima, pribadi pemaaf adalah salah satu kritreria seorang penyantun. Sabda Rasulullah
Muhammad SAW: ''Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia
memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya.'' (HR. Al-Anshari).