HARIAN MERAPI - Ada beberapa resep menjaga hati tetap bahagia, dan salah satu di antaranya selalu bersyukur dan tidak membenci.
Kebahagiaan seseorang sebenarnya datangnya dari hati dan perasaan orang yang bersangkutan. Hati dan perasaanlah yang dapat menentukan bahagia atau tidaknya seseorang.
Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (HR. Bukhari-Muslim).
Baca Juga: Pembelajaran coding sebagai kurikulum pilihan akan dimulai dari kelas 4 SD
Agar supaya segumpal daging itu tetap menjadi baik, maka setiap manusia harus senantiasa berikhtiar untuk menjaga dan meneliharanya dengan berbagai cara dan perbuatan. Keberhasilan menata hati inilah yang akan menjadikan seseorang merasakan hidup penuh kebahagiaan.
Di antara hal-hal yang bisa dilakukan untuk “menjaga hati” agar tetap berbahagia di dalam
hidup adalah:
Pertama, tetap bersyukur. Kehidupan di dunia akan jauh terasa lebih menyenangkan dan hati
tetap bahagia jika kita banyak bersyukur atas apapun yang telah Allah karuniakan kepada kita,
sebagaimana firman-Nya: ” Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahi; 14:7).
Kedua, tidak membenci. Jangan sekali-kali membenci seseorang hanya karena dia lebih baik
dan lebih berprestas maupun karena pernah melakukan kesalahan. Walaupun seseorang itu telah
berbuat kesalahan kepadamu, namun sebaiknya tetaplah mendoakan dia untuk berubah dan menjadi baik. Janganlah kebencian itu menjadikan pudarnya persaudaraan sesama muslim.
Baca Juga: Banyak manfaat untuk sepak bola Indonesia terkait pengiriman timnas U-22 plus ke Piala AFF
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat; 49:10).
Ketiga, tidak berkeluh kesah. Orang-orang yang beriman janganlah mudah berkeluh kesah
atas segala sesuatu yang menimpanya, karena apa yang kita alami adalah sebuah proses yang kita lalui, agar menjadi lebih dewasa dalam banyak hal, sebaliknya perbanyaklah berdoa kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran, 3:200).
Selain itu, Allah SWT juga berjanji akan memberikan pahala yang besar kepada mereka
yang bersabar dan tidak berkeluh kesah, sebagaimana firman-Nya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqara;, 2:155).
Keempat, berprasangka baik (positive thinking). Senantiasa berpikir positif meskipun kerap
ditimpa musibah karena dari setiap persoalan kita dapat merasakan bahwa Allah tidak pernah
memberi cobaan melebihi kekuatan kita, sebagaimana fiman-Nya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. Al-Baqarah, 2:286).