HARIAN MERAPI - Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap 25 November menjadi pengingat bagi semua pihak untuk mengenang dan menghargai jasa para guru sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.
Merujuk dari ''Panduan Penyelenggaraan Rangkaian Bulan Guru Nasional'' oleh Kemendikdasmen RI, disampaikan bahwa Hari Guru Nasional 2024 mengusung tema ''Guru Hebat, Indonesia Kua''. Melalui tema tersebut ditujukan sebagai upaya untuk memberikan dukungan sekaligus apresiasi
kepada guru-guru hebat yang ada di Indonesia.
Tema ini dipilih untuk menggambarkan bagaimana peran guru hebat yang mendedikasikan waktunya untuk mendampingi dan membina generasi muda Indonesia dalam membangun Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan hebat.
Tugas utama seorang guru adalah menghadirkan pendidikan yang terbaik untuk para muridnya, sehingga mereka akan mampu mengemban tugas-tugas masa depan bangsa dengan sebaik-
baiknya.
Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang
tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al-Hakim). Pendidikan yang baik harus
memberikan kurikulum yang relevandan menantang peserta didik.
Pendidikan yang baik juga harus menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan, serta mendukung perkembangan sosial dan emosional siswa menuju kepada kedewasaannya. Untuk menghadirkan pendidikan yang terbaik menuju Indonesia hebat, setidaknya ada sembilan sifat profesional guru; yakni:
Pertama, guru tampil selalu ceria. Guru berusahalah untuk selalu ceria di muka kelas. Jangan terbiasa membawa persoalan-persoalan pribadi atau keluarga yang tidak menyenangkan dari
rumah atau tempat lain ke dalam kelas sewaktu mengajar.
Baca Juga: Pemerintah segera bahas usulan penghapusan zonasi sekolah
Ceria di depan kelas meskipun sedang dilanda berbagai macam persoalan pribadi merupakan gambaran guru itu telah profesional.
Kedua, guru selalu tampil prima. Berusahalah untuk selalu tampil dengan prima di dalam
pembelajaran. Kuasailah dengan baik materi pembelajaran yang disampaikan. Akan lebih baik tidak perlu membawa catatan materi yang akan disampaikan, sehingga terkesan pada anak-anak bahwa guru itu benar-benar menguasai materi pembelajaran yang disampaikan/diajarkan.
Ketiga, tampil sebagai pribadi yang bijaksana. Bijaksana terkandung makna bijak, yakni akal budi, arif atau tajam pikiran, sehingga kata bijaksana dapat berarti pandai dan cermat serta teliti ketika menghadapi kesulitan dalam pembelajaran.
Sadarilah bahwa siswa-siswa yang diajar memiliki perbedaan individual yang harus dilayani sesuai dengan keadaan masing-masing siswa/peserta didik.
Keempat, pandai-pandailah mengendalikan emosi. American Psychological Association
mendefiniskan emosi sebagai pola reaksi yang kompleks, yang melibatkan elemen pengalaman,
perilaku, dan fisiologis, yang digunakan seseorang untuk menangani masalah atau peristiwa penting secara pribadi. Salah satunya tidak mudah marah atau tersinggung karena perilaku siswa yang kurang menyenangkan.