Delapan penyakit jiwa yang harus dihindari, di antaranya gelisah dan malas

photo author
- Jumat, 18 Oktober 2024 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM) (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM) (Dok. Pribadi)

Kelima, kikir (al-bukhlu). Menurut KBBI, kata kikir mempunyai arti terlampau hemat
memakai harta bendanya; pelit; lokek. Sifat kikir dalam istilah syar'i disebut dengan bakhil yang
artinya adalah sifat seseorang yang enggan untuk mengeluarkan sebagian hartanya di jalan Allah. Ia sibuk mengumpulkan harta kekayaan namun tidak mau menyedekahkan sebagian harta tersebut kepada orang lain yang membutuhkan.

Firman Allah SWT: “Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.” (QS Al-Lail; 92:8-11).

Keenam, takut (al-jubnu). Takut  berarti   tidak  berani  menghadapi kenyataan atau 
dimaksudkan pengecut, seseorang  yang  tidak  siap  memenuhi  tanggung  jawab.  Pengecut berarti hilangnya keberanian untuk tampil karena menghindari tanggung jawab atau konsekwensi yang harus ditanggung.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya sifat terburuk yang dimiliki manusia adalah sifat tamak yang disertai rasa takut dan sifat pengecut yang tidak menentu.” Yaitu sifat tamak yang menyebabkan kegelisahan dan sifat pengecut yang menyebabkan hati kehilangan tempatnya.

Ketujuh, terlilit hutang (dhal’u al-dain). Hukum membayar utang dalam Islam ialah wajib dan
tidak boleh menunda-nunda untuk melunasinya jika sudah ada rezeki.Berdosa orang yang tidak
berusaha untuk melunasi hutang-hutangnya.  Islam menekankan kehati-hatian, tanggung jawab, dan yang terpenting, niat dan upaya untuk membayar utang dengan segera mungkin sehingga tidak memberatkan orang yang memberikan hutang.

Sabda lain  Nabi Muhammad SAW: “Siapa yang berhutang lalu berniat tidak melunasinya, ia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dengan status pencuri.” (HR. Ibnu Majah).

Kedelapan, dikuasai orang (qahru ar-rijal). Orang yang berhutang umumnya merasa tertekan 
dan jika  tidak sanggup membayar, rela melakukan perintah  apa  saja (qahru ar-rijal)  dari orang yang menghutangi  asalkan  lunas, bahkan rela menjual diri  dan kehormatannya,  karena  ia dalam kendali pihak yang memberikan  piutang. 

Dalam kondisi yang seperti ini, Islam mengajarkan kepada orang-orang yang memberi hutang untuk memberikan kelapangan seluas-luasnya kepada orang yang punya hutang supaya tidak berkecil hati dan patah semangat. Sabda Nabi Muhammad SAW: “Siapa yang menuntut haknya, sebaiknya menuntut dengan baik, baik pada orang yang ingin menunaikannya atau pada orang yang tidak ingin menunaikannya.” (HR. Ibnu Majah).*

Penulis: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.
Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta
Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X