Delapan penyakit jiwa yang harus dihindari, di antaranya gelisah dan malas

photo author
- Jumat, 18 Oktober 2024 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM) (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM) (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Di dalam salah satu sabdanya, Rasulullah Muhammad SAW mengajari umatnya untuk berlindung kepada-Nya dari delapan penyakit jiwa: “Dari Anas bin Malik bahwa Nabi Saw bersabda kepada Abu Talhah: Carilah seorang anak kecil dari milikmu untuk melayaniku (selama kepergianku ke Khaibar). Abu Talhah keluar bersamaku dengan memboncengku.

Saat itu aku adalah seorang anak kecil yang hampir baligh. Aku melayani Rasulullah SAW saat beliau singgah dan aku selalu mendengar Nabi banyak berdoa: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu  dari  sifat  (jiwa)  gelisah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang, dan dikuasai manusia.” (HR. Bukhari).

Delapan penyakit jiwa yang dapat menjadikan seseorang bisa patah semangat itu dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Baca Juga: Begini kesibukan pekerja di lingkup Istana Kepresidenan Jakarta untuk menyambut Prabowo

Pertama, gelisah (al-hamm). Gelisah adalah tidak tenteram, selalu merasa khawatir (tentang
suasana hati); tidak tenang (tentang tidur); tidak sabar lagi dalam menanti, dan sebagainya.

Beberapa gejala gangguan cemas yang mungkin dirasakan seseorang secara psikologi di antaranya berupa: (1) rasa khawatir atau takut berlebihan, bahkan panik, (2) tegang, perasaan tidak nyaman, merasa selalu dalam bahaya, (3) merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang, (4) bicara berlebihan dan cepat, dan (5) sulit konsentrasi.

Hadits Nabi Muhammad SAW: “Tinggalkan dan beralihlah dari sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu lain yang tidak meragukanmu. Sungguh kejujuran lebih menenangkan
jiwa, sedang dusta  menggelisahkannya.” (HR. Ahmad).

Kedua, kesedihan (al-hazan). Sabda Nabi SAW: “jika kamu merasa gembira karena amal
baikmu dan sedih karena amal burukmu, maka kamu beriman.” (HR At-Tirmidzi).

Baca Juga: Temuan Goa di Proyek JJLS Gunungkidul, Pakar UGM Tekankan Survei Geofisika

Firman Allah SWT: “Sesungguhnya pembicaraan bisik-bisik itu hanyalah dorongan dari setan. Supaya menjadikan hati orang beriman sedih. Padahal pembicaraan rahasia untuk menggunjing tidak akan merugikan orang beriman sedikitpun, kecuali dengan kehendak Allah. Hanya kepada Allah-lah hendaknya orang yang beriman bertawakkal.” (QS. Al-Mujadalah; 58:10).

Ada beberapa cara yang sehat untuk mengusir kesedihan agar tidak telanjur sampai menggerogoti jiwa: (1) akui kalau sedang bersedih, (2) renungkan apa yang membuat bersedih, (3) beri waktu muhasabah diri, (4) dekatkan diri dengan Tuhan, (5) curhat dengan orang yang dipercaya, dan (6) jauhi hal-hal yang memicu kesedihan.

Ketiga, lemah (al-‘ajz). Hadits Nabi Muhammad SAW: “Mukmin yang kuat lebih baik dan
dicintai  oleh Allah dari  mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan.
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah  pada  Allah, jangan lemah. Jika tertimpa suatu musibah, jangan engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan  begini begitu.  Tapi  ucapkan: ‘Ini ketentuan Allah. Setiap apa yang Dia kehendaki, pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu setan.” (HR. Muslim). Hadits yang lain: “Bersegeralah melakukan perbuatan baik, karena akan terjadi fitnah laksana sepotong malam yang gelap.” (HR. Muslim).

Keempat, malas (al-kasal). Hadits Nabi Muhammad SAW: “Bila seorang hamba bangun
malam, lalu berdzikir, lepaslah satu ikatan (setan). Bila ia berwudhu, lepaslah satu  ikatan lagi. Jika ia shalat, lepaslah seluruh ikatan (setan tersebut). Di pagi hari, jiwanya akan bersemangat dan baik. Jika tidak bangun, jadilah jiwanya jelek dan malas.” (HR. Bukhari).

Baca Juga: Masyarakat Optimistis terhadap Susunan Kabinet Prabowo-Gibran

Firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan bila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa’; 4:142).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X