HARIAN MERAPI - Bagaimana caranya membangun keluarga bahagia dunia akhirat dengan panduan Al-Quran.
Ketika ingin membangun sebuah keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah (keluarga samara) atau keluarga yang bahagia dunia dan akhirat, dapat kita melihat dengan atau dari sudut pandang Al-Quran surat Al-Fatihah.
Konsep yang ada dalam surat ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan membangun sebuah keluarga samara.
Baca Juga: Inilah sejumlah acara unggulan sebagai rangkaian Perayaan Tahun Baru Imlek di Solo
Mulai dari bacaan Basmalah hingga penutup dengan bacaan pengabulan harapan, semuanya penuh makna yang sangat luar bisa yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Marilah kita coba untuk merenungi makna yang ada secara sederhana dan aplikatif bagi kehidupan berkeluarga.
Pertama, bacaan basmalah: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah
Lagi Maha Penyayang”. Ketika memulai sesuatu kita diwajibkan memulai dengan mengawalinya atas nama Sang Pencipta yaitu Allah SWT.
Apalagi ketika akan membangun sebuah bangunan keluarga yang diikat dengan nama-Nya, yang bernama pernikahan, maka sudah seharusnyalah mengawali dengan izin dari Sang Pencipta, Allah SWT.
Baca Juga: Pagelaran Sastra 10 Tahun Selasasastra dan Temu Sastra 1 Berlangsung 10 Jam
Bukan dengan yang lainnya untuk meluruskan segala sesuatu yang menyertainya. Awalan basmalah merupakan pembuka dari segala pilihan dan pijakan sehingga seseorang ketika hendak membangun bahtera rumah tangganya terpagari oleh rambu-rambu ilahiah sekaligus kontrol bagi diri dan pasangan hidupnya dalam menjalani kehidupan berkeluarga.
Kedua, bacaan: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Konsep bacaan hamdalah adalah konsep syukur.
Dalam kehidupan rumah tangga apabila tidak ada konsep syukur yang dikembangkan maka yang ada adalah kesia-siaan kehidupan dan kekufuran terhadap nikmat.
Hal yang wajar ketika berkeluarga harus terjamin sandang, pangan dan papan, ditambah lagi sesuatu pelengkap lainnya seperti fasilitas untuk mobilitas usaha, dan harta investasi. Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang terjebak ke dalam konsep materialistik buta tanpa landasan, yang mengabaikan konsep ilahiah.
Baca Juga: Mengaku terdesak kebutuhan ekonomi, buruh harian lepas 'ngembat' handphone
Ketiga, bacaan: “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. Konsep bacaan Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah konsep kasih dan sayang. Dengan mengagungkan asma Allah Yang Maha Kasih dan Yang Maha Sayang, sebagai aplikasi kehidupan berkeluarga juga harus menumbuhsuburkan konsep turunan dari asma ul husna tersebut.