HARIAN MERAPI - Ada sembilan ayat Al-Quran tentang dakwah, salah satu di antaranya adalah suri teladan yang baik.
Dalam mensifati akhlak Rasulullah Muhammad SAW, ‘Aisyah RA mengatakan:
”akhlak beliau adalah Al-Quran”.
Rahasia kesuksesan seorang pemimpin pada khususnya dan kehidupan orang perorang sebagaimana dicontohkan Nabi kita terletak pada penyiapan jiwa, pembentukan perasaan dan pendidikan akhlak yang kesemuanya dapat mengubah sikap pribadi pengikut-pengikut dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Ribuan warga Israel tuntut pemilu segera dan pecat Netanyahu
Rasulullah SAW merupakan manusia pilihan yang dipilih oleh Allah SWT sebagai Nabi dan Rasul-Nya, untuk mengajarkan wahyu Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Di dalam Al Qur’an, terdapat beberapa ayat yang menyinggung tentang kemulian dan tugas beliau sebagai Rasul Allah atau utusan Allah bagi seluruh ummat manusia.
Berikut ini beberapa ayat Al-Qur’an tentang kemuliaan dan keutamaan Rasulullah Muhammad SAW; yakni:
Pertama, orang mukmin adalah mereka yang memiliki adab dalam berhubungan dengan Rasuluulah SAW. Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur; 24:62).
Baca Juga: Hari Gizi Nasional, Menkes tekankan pentingnya pemenuhan gizi ibu hamil untuk cegah stunting
Kedua, orang munafik mengira dengan mempersempit kehidupan orang-orang beriman, mereka akan meninggalkan Rasulullah SAW.
Firman Allah SWT: “Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah )”. Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” (QS. Al-Munafiqun; 63:7).
Ketiga, orang-orang munafik mengira bahwa Nabi mempercayai apa yang dikatakan orang-orang munafik.
Firman Allah SWT: “Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya”. Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu”. Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.” (QS. At-Taubah; 9:61).
Baca Juga: Tragedi berdarah dalam keluarga, suami gorok istri
Keempat. Orang-orang munafik senang meninggalkan Rasulullah (tifdak ikut perang).