Kecerobohan lebih umum terjadi karena seorang anak terdistraksi, yakni mengalihkan perhatiannya klien hal yang lain sehingga dapat menurunkan kewaspadaan terhadap dirinya, bahkan meningkatkan toleransi terhadap kesalahan
sendiri.
Kelima, bersifat aktif dan enerjik. Anak usia dini biasanya aktif dalam banyak kegiatan dan permainan. Mereka senang mengamati memaknai segala sesuatu yang ada di sekittarnya.
Anak usia dini juga berkembang penuh energi dan bersemangat. Sifat aktif dan enerjik ini dilakukan dengan bersungguh-sungguh, memiliki semangat tinggi dalam mengerjakan sesuatu, tekun dan ulet, serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan dan kendala.
Keenam, menunjukkan sikap egosentris. Sikap egosentris anak usia dini ditunjukkan dengan perhatian yang amat berlebihan terhadap diri sendiri sehingga dirinya merasa sebagai seorang yang penting dan menjadi tidak peduli dengan dunia luar dirinya.
Hal ini terjadi kiarena anakm usia dini belum mampu keluar dari sudut pandangnya sendiri. Orang Jawa mengistilahkan “kemratu-ratu” (untuk perempuan), dan “kemrojo-rojo” untuk laki-laki.
Baca Juga: Setelah buron cukup lama, Dito Mahendra berhasil ditangkap di Bali
Kalau pendidik gagal mengarahkan sikap ini, kelak ketika anak dewasa akan menjadi pribadi yang egois yang kurang bisa menghargai kehadiran orang lain.
Ketujuh, memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Anak usia dini ingin menjelajah semua benda di sekelilingnya dengan memunculkan banyak pertanyaan yang ditujukan kepada orang dewasa di sekitarnya.
Orang dewasa di sekitar anak harus dapat memberikan jawaban yang cukup memuaskan serta menfasilitasi anak dengan berbagai bahan dan media belajar yang kongkrit.
Kedelapan, memiliki fantasi dan imajinasi yang tinggi. Anak usia dini memiliki imajinasi dan fantasi yang tinggi.
Fantasi adalah hal yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja.
Baca Juga: Enam Poklasar di Kulon Progo ikuti pelatihan pengolahan ikan, ini tujuannya...
Sedangkan imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang secara umum.
Kesembilan, Sama halnya dengan orang dewasa, anak usia dini juga membutuhkan kehadiran orang lain di sekitarnya untuk bersosialisasi.