Bisa pula tambir digunakan sebagai hiasan, termasuk diberi warna/cat dan tulisan/angka-angka.
“Sedangkan contoh tari klasik gaya Jogja yang kami ajarkan di sanggar, misalnya Nawung Sekar dan Gambyong Pangkur, “ papar Atik.
Dengan diajarkannya, tari-tari klasik antara lain akan lebih memperkenalkan kepada anak-anak generasi penerus kesenian adiluhung tinggalan para leluhur, sehingga tidak punah keberadaannya.
Ketika sudah menguasai tari-tari klasik, diharapkan akan lebih mudah mempelajari tari kreasi baru bahkan suatu saat bisa menciptakan atau membuat tari kreasi baru (sebagai koreografer).
Baca Juga: Marcel Sabitzer dari Bayern Munich resmi dipinjam Manchester United, ini pengumuman resminya
Khususnya, Tari Nawung Sekar antara lain terkandung nilai-nilai keutamaan/pendidikan, seperti religius, disiplin, kesabaran, mandiri, tanggung jawab dan cinta tanah air.
Sedangkan Tari Gambyong Pangkur, yakni tarian yang diawali gendhing pangkur antara lain mengandung nilai-nilai pendidikan untuk sebaik mungkin menghormati tamu hingga banyak bersyukur.
“Tari Gambyong Pangkur, sering ditampilkan sebagai hiburan seperti untuk menyambut tamu-tamu kenegaraan, kehormatan hingga menyemarakkan rangkaian acara resepsi pernikahan,” urainya.
Dengan demikian, sebut Atik, dalam seni tari tak hanya mengandung unsur-unsur terkait gerakan, irama, cerita, tata rias hingga kostum, namun dapat pula sebagai sarana menyampaikan nilai-nilai keutamaan seperti pendidikan, rasa kebersamaan ataupun tolong-menolong. *