HARIAN MERAPI - Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY secara rutin menyelenggarakan pagelaran Pentas Seni Desa/Kalurahan Budaya DIY di Monumen SO 1 Maret dalam rangka memeriahkan Kangen Selasa Wagen.
Pada pentas seni desa/kalurahan budaya Kangen Selasa Wagen, Selasa (2/8) kesebelas desa/kalurahan budaya tampil di panggung pertunjukkan mulai dari sore hingga malam hari.
Berturut-turut tampil yakni Kalurahan Caturharjo Sleman menampilkan Tari Brositri, Kalurahan Argomulyo Sleman dengan Beksan Pramuladi,
Baca Juga: Realisasi Belanja APBD Kulon Progo Tertinggi Kedua se-Indonesia
Kalurahan Sriharjo Bantul menampilkan Tari Sengkut Nyawiji, dan Kalurahan Wedomartani Sleman dengan Srandul Dumadining Dusun Babadan.
Malam harinya pentas seni budaya dilanjutkan dengan penampilan para seniman dari Kalurahan Banjarharjo Kulon Progo yang membawakan Tari Badui Sinar Purnama Banjarharjo,
Kalurahan Kepek Wonosari Gunungkidul menampilkan Keroncong Kreasi, Kalurahan Kemadang Gunungkidul menampilkan Tari Bancak Doyok, Kalurahan Dlingo Bantul menampilkan Jatilan Rogo Sejiwo,
Kalurahan Kepek Saptosari Gunungkidul menampilkan Campursari Mandraguna, Kalurahan Trimurti Bantul menampilkanTari Wirogo Bundi, dan sebagai penutup dari Kalurahan Glagah Kulon Progo menampilkan Tari Joged Pinggir Pesisir.
Acara berlangsung meriah, Sanggar Tari Argolaras dari Kalurahan Argomulyo menampilkan beksan Pramuladi yang merupakan tarian seni memuliakan tamu yaitu menggambarkan tentang sinoman/muda-mudi yang melayani tamu pada sebuah hajatan.
Baca Juga: Keluarga Catat Lima Poin Kesengajaan dalam Kasus Tewasnya Bripda IDF
Kalurahan Wedomartani Sleman menampilkan kesenian Srandul Dumadining Dusun Babadan dengan tokoh Tawang Sunthi, Demang Cokroyuda, Raden Ayu Sekarjagad dan lainnya.
Dalam acara tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi membuka secara resmi pentas seni desa/kalurahan budaya Selasa Wagen.
Dian menjelaskan pentas seni desa/kalurahan budaya Selasa Wagen merupakan agenda rutin setiap Selasa Wagen. Bertemakan Sigrak, acara ini memiliki makna tersendiri.
“Sigrak dalam istilah jawa memiliki makna untuk membuat kita selalu semangat. Sigrak artinya tidak lesu, atau tidak bermalas malasan.
Semoga mampu memberikan motivasi serta inspirasi untuk giat melestarikan kebudayaan khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.