Kesenian dongkrek mengalami masa kejayaan 1867 - 1902. Setelah itu perkembangannya mengalami pasang surut seiring pergantian kondisi politik di Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda, sempat dilarang pemerintahan Belanda untuk dipertontonkan dan dijadikan pertunjukan kesenian rakyat.
Saat masa kejayaan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, kesenian ini dikesankan sebagai kesenian genjer-genjer yang dikembangkan PKI untuk memperdaya masyarakat umum.
Sehingga kesenian dongkrek mengalami masa pasang surut akibat imbas politik. *