budaya

Tentang Beksan Lawung Alit karya Sri Sultan Hamengku Buwono I, karakternya maskulin, heroik, agung dan berwibawa

Sabtu, 10 Mei 2025 | 18:00 WIB
Penari Beksan Lawung Alit (KRATONJOGJA.ID)

HARIAN MERAPI - Tarian atau Beksan Lawung Alit merupakan Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792).

Beksan Lawung Alit sering disebut juga sebagai Beksan Lawung Alus, salah satu bagian dari Beksan Trunajaya yang terdiri dari Beksan Lawung Alit, Beksan Lawung Ageng, dan Sekar Medura.

Berikut ini penjelasan tentang Beksan Lawung Alit yang dikutip dari laman kratonjogja.id.

Baca Juga: Kapolres Sukoharjo sapa warga lewat jalan sehat dan aksi sosial

Naskah naskah tari Beksan Lawung Alit saat ini dimiliki dan disimpan oleh Perpustakaan Kawedanan Widya Budaya, Keraton Yogyakarta.

Seperti halnya Beksan Lawung Ageng, tarian ini juga terinspirasi dari watangan, latihan ketangkasan berkuda dan sambil beradu lawung (tombak tumpul) yang biasa dilakukan oleh Abdi Dalem Prajurit pada masa lalu.

Semangat prajurit tersebut yang membuat karakter beksan ini maskulin, heroik, agung dan berwibawa.

Meski demikian, Beksan Lawung Alit memiliki ciri khas ragam gerak impur, yaitu ragam gerak untuk tari kakung alus (halus).

Baca Juga: Menuju Sukoharjo bebas dari korupsi, pejabat dilarang pungli

Beksan Lawung Alit dibawakan oleh 12 penari utama yang terdiri dari 4 ploncon, 4 jajar, dan 4 lurah.

Selain penari utama, juga terdapat 6 pendukung utama yang terdiri dari 2 tumenggung, 2 botoh, dan 2 salaotho.

Ploncon atau pengampil bertugas memegang tombak lawung sebelum digunakan jajar atau lurah.

Jajar berperan sebagai prajurit muda yang penuh dengan semangat. Dalam struktur keprajuritan, jajar adalah pangkat paling rendah bagi seorang prajurit.

Baca Juga: Meriahkan hari jadi ke-109 kabupaten Sleman, KORMI Sleman Gelar Lomba Olahraga Tradisional

Lurah berperan sebagai prajurit yang telah matang. Dalam struktur keprajuritan, prajurit berpangkat lurah menempati posisi di atas jajar.

Halaman:

Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB