Melalui novel tersebut, Hilmar melihat sisi personal Pram yang luar biasa dimana menunjukkan refleksi mendalam Pram sebagai seorang manusia.
Pada usia 25 tahun, Pramoedya sudah dikenal luas sebagai penulis mapan, bukti dari keteguhannya menempuh jalan yang ia pilih.
Bagi Hilmar Farid, warisan Pramoedya adalah cermin perjalanan seorang manusia yang konsisten dan teguh memegang prinsip, sekaligus pengingat akan kekuatan kata-kata dalam menarasikan sebuah bangsa.
Selain itu, Seniman dan Aktris Happy Salma menyebut Pramoedya Ananta Toer sebagai sosok yang luar biasa, seorang penulis yang mampu menggerakkan hati banyak orang melalui karya-karyanya.
Menurutnya, generasi saat ini sangat beruntung karena dapat membaca karya Pram secara leluasa, memahami pandangan-pandangan yang memantik keberanian dan solidaritas atas nama kemanusiaan.
"Pram adalah sosok yang mungkin hanya muncul sekali dalam seabad," ujar Happy.
Happy Salma menegaskan bahwa di kancah dunia, Pramoedya adalah sosok yang tidak hanya milik Indonesia tetapi juga milik dunia.
Dengan karya-karya yang diterjemahkan ke beberapa bahasa, Pram menjadi duta yang mengenalkan Asia melalui sastra.
"Dia adalah seorang tokoh luar biasa, seorang inspirasi yang akan terus hidup melalui karyanya," kata Happy.*