Pertunjukan yang diperkirakan berdurasi lumayan panjang sekitar 1 jam 20 menit mengangkat narasi tentang mencintai diri sendiri dan menjaga lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan yang perankan oleh tokoh Genduk.
Meski mengangkat kisah "garapan" namun dijelaskan Sulthoni pagerakan wayang sampah ini tetep menggunakan pakem pertunjukan wayang tradisional baik itu struktur cerita musik dan juga pemanggunganya.
Keunikan dari pertunjukan Wangsa selain wayang terbikin dari bahan daur ulang plastik sejumlah peralatan pengiring pun berasal dari bahan yang sama seperti Bonang botol, Bonang tabung, gender kaca, saron kaca, suling paralon, juga dilengkapi alat musik tradisional seperti Gong Kunde, Gong Geser serta Rebab dan Siter.
Pertunjukan Wayang Sampah ini dapat terselenggara berkat dukungan PSBK dan Bakti Budaya Djarum Foundation. *