HARIAN MERAPI – Sebagian mahasiswa Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) sebelum menjadi Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta senang nonkrong di parkiran kampus setempat kawasan Gampingan Yogya.
Dalam perjalanannya, sebagian mahasiswa yang senang nongkrong di parkiran (pada waktu-waktu senggang)tersebut lalu membentuk Kelompok Parkiran. Secara berkala mereka bisa menggelar pameran seni rupa.
Seperti halnya sejak Senin sampai Sabtu (10-22/7/2023), Kelompok Parkiran menggelar pameran seni rupa di kompleks Asmara Art & Coffe Shop, Tirtodipuran Yogya dengan tajuk KuasA4. Jumlah pesertanya ada 23 perupa.
Menurut Ketua Pameran Seni Rupa KuasA4, Joko sulistiono atau akrab disapa Joko Gundul, sebagian Kelompok Parkiran tinggal di luar Yogyakarta, misalnya ada di Bali, Jakarta, Malang, Semarang, Purwokerto dan Surabaya.
“Sebagian ada yang mengirim karya-karyanya lewat jasa pengiriman dan belum bisa datang ke Yogya. Ada pula yang bisa datang ke Yogya sekalian membawa karya lukisannya,” ungkap Joko, baru-baru ini.
Sebagai contoh, Ahmad S asal Surabaya bisa datang langsung ke Yogya sekaligus membawa karya lukisnya ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm). Peserta pameran memang dianjurkan mengumpulkan lukisan ukuran A4, agar lebih menghemat ruangan yang digunakan untuk pameran seni rupa.
Baca Juga: Pesawat SAM Air PK-SMW mengalami kecelakaan di Papua, 6 korban meninggal, begini kondisinya
“Setiap perupa bisa mengumpulkan satu hingga empat karya lukis. Untuk media lukis kami bebaskan seperti menggunakan kanvas maupun kertas,” jelasnya.
Ditambahkan Joko, pembukaan pameran seni rupa tersebut dilakukan oleh Rektor ISI Yogyakarta, Prof Dr Timbul Raharjo MHum. Sebagai penulis dan kuratornya, Yosa Batu Pradata.
Sedangkan hiburan ketika pembukaan, yaitu pentas musik dari kelompok Partikelir dan Los Fungos. Lalu pada Jumat (14 Juli 2023), akan digelar acara pendukun pameran seni rupa KuasA4, yaitu Ngobrol Santai dengan Perupa dimeriahkan perfomance oleh Rupagangg serta Matrix Collapse.
Baca Juga: Dokter dan perawat demo UU Kesehatan, pemerintah dan DPR abaikan aspirasi mereka, mengapa ?
Panitia lainnya, Retno Redwindsock menambahkan, sebagian karya lukis ada yang sudah dipigura, ada juga yang tanpa pigura. Untuk empat karya lukisan yang ia bawa, semua sudah dipigura, dengan judul : Innallaha Ma'ana, Alif lam Mim, Ambivalen dan Ketika Tangan Jadi Kaki dan Kaki Jadi Tangan.
Adapun 23 perupa yang ikut pameran seni rupa tersebut, sebagai berikut: Adhi Adhinoe Nugroho, Agung Bajak Sumanto, Ahmad syalabihifni, Anon Anindito, Aris Manyul Prabawa, Arya Sukma, Bambang Girindra dan Bonita Margaret. Ponco Widianto, Retno Redwindsock, Septiawan Wawan, Whani Darmawan dan Yosa Batu.
Masih ada lagi, Dominika Yuli R, Dôsta Sigit Pramono, Frederic Andreas Atjis, Joko Gundul Sulistiono, Kumbo Adiguno, Kurnia Suyar Setiawan, Lenny Ratnasari Weichert, Ndaru Ranuhandoko, Norman Hendrasyah dan Nurul Acil Hayat.*
