HARIAN MERAPI - Gending jawa ladrang Boyong Menoreh laras pelog pathet nem mengalun tegas penuh makna pada gelaran Festival Karawitan 2023 di Gedung Sasana Bhumi Phala, Temanggung, Selasa (11/7/2023).
Festival Karawitan 2023 itu dilangsungkan Senin-Selasa (10-11/7/2023). Ada 16 kelompok kesenian karawitan di Temanggung yang ikut berlaga, mereka dari 16 kecamatan.
Festival Karawitan 2023 itu menurut Bupati Temanggung Al Khadziq sebagai salah satu roadmap festival kesenian menuju Temanggung sebagai pusat kota seni budaya.
Baca Juga: Pelatihan Roasting Kopi bagi Pelaku IKM hingga Keluarga Buruh di Kota Magelang
Bupati Temanggung Al Khadziq dan para seniman tampak menikmati gending karya Ki Gunawan Purwoko, yang menceritakan sejarah boyongan Kadipaten Menoreh ke Temanggung, sekitar 1834.
Usai gending itu, dilanjutkan dengan lancaran Temanggung Bersenyum laras pelog pathet nem karya Ki Gondo Nur dan Ki Sumaryo, yang diciptakan pada 1980an.
Dua gending tersebut sebagai lagu yang wajib dibawakan pada Festival Kesenian 2023 yang digelar Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Temanggung bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar).
Sekitar peserta kelompok karawitan dari 16 kecamatan mengikuti festival itu.
Baca Juga: DPAD DIY lakukan pendampingan pengarsipan di Kalurahan Mandiri Budaya Panggungharjo Bantul
Antusiasme peserta menunjukkan seni karawitan tidak lepas dari nafas hidup petani di lereng Gunung Sumbing, Sindoro dan Perahu di daerah tersebut.
Bupati Temanggung HM Al Khadziq mengatakan Kabupaten Temanggung kaya sekali dengan kelompok-kelompok kesenian tradisional yang salah satu yang memiliki populasi banyak adalah seni karawitan.
"Maka itu tahun 2023, Pemkab Temanggung menyelenggarakan Festival Karawitan se-Kabupaten Temanggung," kata HM Al Khadziq, Selasa (11/7/2023).
Dia menyampaikan bangga dengan besarnya antusias peserta dan kualitas seniman di Temanggung.
Baca Juga: Miris, Seorang Balita Jadi Korban Pencabulan, Terlapor Diamankan Polsek Semanu Gunungkidul