Lestarikan adat budaya, warga Pengklik, Madurejo gelar tradisi Sadranan

- Selasa, 14 Maret 2023 | 17:21 WIB
Warga Pengklik, Madurejo, Prambanan Sleman, saat mengikuti tradisi Sadranan  (Foto : Samento Sihono)
Warga Pengklik, Madurejo, Prambanan Sleman, saat mengikuti tradisi Sadranan (Foto : Samento Sihono)

HARIAN MERAPI - Menjelang bulan ramadhan, tepatnya bulan Ruwah. Sejumlah warga Pengklik, Madurejo, Prambanan Sleman, menyelenggarakan Tradisi Sadranan, di komplek makam gunung Pengklik.

Sadranan yang berlangsung, Senin (13/3/2023), diikuti oleh ratusan warga sekitar. Tradisi turun-temurun ini dilaksanakan dengan menggelar upacara adat di kompleks makam tokoh setempat Ky Ageng Prawiro Rejoso.

Mengenakan pakaian adat tradisional Jawa, warga nampak berjalan kaki membawa ubo rampe dengan diiringi prajurit bregodo, menuju kompleks makam. Mereka sangat antusias menyambut tradisi ini.

Baca Juga: Lapas Cebongan Rekam e-KTP Warga Binaan Jelang Pemilu 2024, Ternyata Ini Tujuannya

Komplek makam gunung Pengklik ini merupakan salah satu komplek makam tua dan dikeramatkan di wilayah Madurejo, Prambanan. Lokasinya makam berada di puncak bukit bermana gunung Pengklik.

Sepintas, makam mirip dengan makam raja-raja Mataram Imogiri. Ky Ageng Prawiro Rejoso seorang bangsawan kerajaan Kasunanan Surakarta yang memiliki hubungan erat dengan Kasultanan Yogyakarta.

"Makam Pengklik merupakan makam Ky Ageng Prawiro Rejoso, ia bangsawan kerajaan Kasunanan Surakarta dan memiliki hubungan erat dengan Kasultanan Yogyakarta," kata tokoh masyarakat setempat, Lulut Triyono.

Baca Juga: Event trail rusak Edelweis Rawa Ranca Upas, Menparekraf Sandiaga Uno mau terapkan kebijakan ini, EO siap-siap!

Meski makam ini hanya dikhususkan bagi keluarga dan keturunan Ky Ageng Prawiro Rejoso. Namun makam ini ramai dikunjungi peziarah karena telah menjadi lokasi wisata sejarah sekaligus wisata religi.

"Setiap tahunnya, yakni bulan Ruwah dalam bulan jawa, masyarakat sekitar rutin menyelenggarakan tradisi Sadranan di makam ini," katanya.

Lurah Madurejo, Haji Sumadi menambahkan, selain bertujuan mendoakan para leluhur khususnya Kiai Ageng Prawiro Rejoso dan keturunnya. Sadranan ini digelar untuk melestarikan adat budaya di Madurejo.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, adat budaya dan tradisi masyarakat dapat terus dilestarikan dan tidak hilang. Terlebih Kalurahan Madurejo Prambanan merupakan salah satu desa rintisan budaya di Sleman.(*)

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X