Ciri khas Batik Pesisiran Pantai Utara Jawa, motif menjadi simbol akulturasi budaya Indonesia dengan budaya asing

photo author
- Sabtu, 16 Agustus 2025 | 19:15 WIB
Beberapa motif batik pesisir. (BATIKPRABUSENO.COM)
Beberapa motif batik pesisir. (BATIKPRABUSENO.COM)

HARIAN MERAPI - Bicara soal ciri khas batik pesisiran Pantai Utara Jawa, dapat dilihat dari motif yang menjadi simbol akulturasi budaya Indonesia dengan budaya asing seperti menerapkan motif naga, kapal, kaligrafi dan juga motif-motif yang mewakili ciri khas lingkungan pesisir.

Batik pesisiran memiliki sejarah yang kaya dan dipengaruhi oleh budaya setempat, perdagangan laut, dan interaksi dengan budaya asing. Berikut beberapa motif batik pesisir Indonesia dilansir dari laman batikprabuseno.com.

1. Motif Jlamprang Pekalongan

 Baca Juga: Batik Pesisiran Pantai Utara Jawa, lebih diutamakan sebagai barang ekonomi yang diperdagangkan

Motif batik Jlamprang dipengaruhi oleh perkembangan agama Hindu dan Buddha di pesisir Pekalongan, biasanya kain batik ini digunakan untuk melakukan upacara keagamaan.

Makna dari motif batik Jlamprang sendiri adalah hubungan baik antara dua dunia, yaitu dunia manusia dan dunia dewa.

Namun, masuknya Islam ke Indonesi motif batik Jlamprang pun sedikit mengalami perubahan dari motifnya.

2. Motif Batik Buketan

 Baca Juga: Pada awal abad ke-19 kondisi Batik Pesirisan Pantai Utara Jawa diuntungkan bisnis tekstil India yang mengalami kemunduran

Motif batik Buketan merupakan salah satu akulturasi budaya Cina dengan Indonesia motif ini menampilkan bunga-bunga yang dirangkai. Nama buketan sendiri diambil dari kata bouquet dalam Bahasa Belanda yang artinya rangkaian bunga .

Motif ini berwarna cerha, bukan hanya bunga, terkadang ada juga yang yang di dominasi gambar kupu-kupu, motif batik Buketan tidak hanya ada di Pekalongan tetapi kita bisa menemukannya di daerah pesisir lainnya seperti Bali.

3. Motif Batik Basurek

Motif batik besurek berasal dari Bengkulu, motif ini dipengaruhi budaya arab karena dari motifnya terdapat kaligrafi Arab. Dalam perkembangan jaman motif-motif tersebut dimodifikasi dengan menambahkan ikon Bengkulu lainnya, seperi; bunga raflesia, bunga kibut, dan lainnya.

Baca Juga: Ingar Polemik Royalti, Pasha Ungu Bongkar Aturan Main LMKN hingga Minta Warga Tak Tinggalkan Lagu Lokal

4. Motif Batik Lasem

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: batikprabuseno.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X