HARIAN MERAPI - Tampilnya batik Bakaran di antara batik pesisir dan batik mapan lainnya dapat memperkaya kehidupan batik Indonesia.
Warna Batik Bakaran Tradisional selalu terlihat dengan warna soga di sekelilingnya biru dan biru selalu diselingi putih.
Teknik pewarnaan tingkat ini berlaku untuk semua tradisi Batik Bakaran, meskipun kemudian Batik Bakaran mendapat pengaruh dari luar ketika daerah tersebut membuka teknologi, terutama teknik pewarnaan.
Baca Juga: Misteri kehidupan tokoh Rama Bargawa
Beberapa pantangan yang diyakini ada di Bakaran dan masih eksis sampai sekarang akhirnya bisa dilewati dengan bahan sintetis.
Misalnya, larangan mencampur pasta berwarna dengan potongan daging ayam untuk pewarna mede (biru) bisa diganti dengan naftol.
Batik Bakaran memiliki motif dan corak yang kuat, baik corak, motif maupun ragam hiasnya memiliki kandungan estetika yang menarik untuk dijelajahi.
Misalnya motif gandrung merupakan aspek yang memiliki dua unsur utama yaitu: bentuk yang terdapat pada kain Batik Bakaran berupa jarik, sarung dan selendang.
Baca Juga: Pentas Selasa Wagen 'Ngrembaka' di Teras Malioboro 1 jadi ajang kreasi 10 Kalurahan Budaya di DIY
Struktur terkandung dalam susunan pola, motif dan ragam hias, dimulai dengan susunan garis, silang, titik, segitiga, bunga, batang dan daun.
Bobot atau isi meliputi suasana (mood) yang mencirikan kedaerahannya, dari ide-ide yang terkandung dalam motif gandrung dimaknai sebagai suasana keromantisan/romansa.
Dalam Batik Bakaran terdapat unsur-unsur yang mempengaruhi penampilan bentuk kain batik secara keseluruhan yaitu bakat, keterampilan dan alat/media.
Termasuk atasan batik sremeka (bledak) yang sengaja dibuat untuk memberikan ciri khas tersendiri pada Batik Bakaran.
Baca Juga: Indonesia butuh regulasi AI menuju kedaulatan digital, begini langkah yang akan ditempuh pemerintah
Batik Bakaran berupa gambar ragam hias yang terdiri dari pola, motif dan ornamen. Dalam seni, bentuk paling sederhana adalah titik.