Menurut Ki Sugiono, patrem yang ukurannya lebih pendek dari keris secara umum juga sudah punya pakem.
"Untuk bisa disebut patrem kalau ukuran panjangnnya 22 centimeter ke bawah," katanya.
Ki Sugiono mengatakan lagi, biasanya patrem digunakan oleh seorang perempuan sebagai senjata yang akan digunakan di saat genting.
"Selain itu, juga sering digunakan oleh seseorang yang berprofesi sebagai telik sandi atau mata-mata," katanya.
Sementara itu sebagai komoditas ekonomi, tidak semua tosan aji keris, tombak maupun patrem bisa punya nilai jual yang tinggi. Hal ini tergantung kualitas barang yang bisa dilihat dari ketiga aspek eksoteri.
Baca Juga: Amad Diallo Bikin Hattrick dalam 12 Menit, Manchester United Gilas Southampton 3-1
Selain itu, juga aspek pengerjaan atau garapan, yang bisa menunjukkan sang empu pembuatnya. Dan, asal zaman wilayah pembuatan tosan aji atau yang disebut tangguh.
Ki Sugiono menjelaskan, aspek tangguh menentukan nilai jual tosan aji keris, tombak, dan patrem, karena bisa mengindikasikan jenis dan bahan besi serta pamor yang digunakan.
Dia mencontohkan, tosan aji yang berasal dari daerah atau wilayah pesisir seperti Tuban nilai jualnya relatif lebih rendah karena kualitas besinya.
Menurut Ki Sugiono, besi dari daerah pesisiran kurang bagus dibandingkan besi tosan aji yang berasal dari pegunungan atau yang bukan pesisir seperti Majapahit.
Dia mengatakan pula, jika aspek tangguh yang menunjukkan asal dan zaman pembuatan tosan aji keris, tombak, dan patrem, sangat menentukan nilai jual.
Baca Juga: Dua kelompok pelajar SMK di Yogya tawuran, satu pelajar diamankan
Menurutnya, beberapa tangguh tosan aji yang paling diminati dan punya nilai jual tinggi adalah tangguh Blambangan, Majapahit, Mataram Senopati, dan Mataram Sultan Agung.
"Selain itu, juga tangguh Mataram HB atau Hamengku Buwono I hingga VII," kata Ki Sugiono.*