HARIAN MERAPI - Sebanyak 14 Desa/Kalurahan Budaya tampil pada akhir Pentas Seni Budaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY tahun 2024 di halaman Societet, Taman Budaya Yogyakarta, Selasa sore (29/10/2024).
Suasana panggung pentas dan pameran potensi Desa tampak meriah dengan disaksikan banyak pengunjung dan wisatawan. Atraksi kesenian yang ditampilkan pun beragam mulai dari jathilan, sendratari, tayub hingga campursari.
Produk kuliner pun menjadi barang yang dicari oleh sebagian pengunjung, terdapat basreng lele, kerupuk rumput laut, slondok, jenang, jamu tradisional hingga wedhang seruni yang terbuat dari jahe, jeruk nipis, sereh dan gula batu.
Baca Juga: Dalam Saparan Merti Dusun Gopaan Magelang, digelar performance art ‘Pernikahan Pohon Tembakau’
Dra. Y Eni Lestari Rahayu selaku Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Dinas Kebudayaan DIY mengatakan bahwa pagelaran Pentas Seni Budaya tersebut merupakan pentas terakhir di tahun anggaran 2024 dengan mengusung tema Purneng Gati.
Apabila diterjemahkan mengandung arti bagian akhir sebuah kegiatan. Dikatakan Eni bahwasanya Pentas Seni Desa Budaya adalah sebuah bentuk pagelaran kebudayaan yang menarik serta komunikatif dengan menampilkan unsur koreografi pertunjukan sehingga dapat dinikmati, dihayati dan diapresiasi oleh masyarakat.
Eni menyebut dalam satu tahun terdapat 7 kali pentas seni desa budaya Selasa Wagen yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat DIY.
Pentas seni desa budaya adalah pentas terakhir di tahun anggaran tahun 2024 dengan mengusung tema Purneng Gati. Purneng Gati merupakan bentuk dari ungkapan Purno ing Gati. Dalam Bahasa Sastra Jawa, kata Gati bisa diartikan laku, tindak, ataupun kegiatan.
Baca Juga: Cerita misteri seorang maling yang terpaksa tidur di pohon karena dihadang gendruwo
Sedangkan Purna, berarti selesai sehingga tagline Purneng Gati bisa diterjemahkan sebagai bagian akhir sebuah kegiatan.
''Semoga apa yang sudah kami lakukan ini memberikan manfaat di lingkungan Kundha Kabudayan se-Daerah Istimewa Yogyakarta maupun semua lingkungan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Eni.
Pentas Seni 14 Desa Budaya diawali penampilan Kalurahan Margodadi, Seyegan, Sleman yang menampilkan Jathilan Kreasi Putro Laras Budaya. Dalam atraksinya, penari mereprentasikan kesigapan prajurit dalam menghadapi medan perang.
Gerak gerik yang diperagakan memiliki makna sebagai penggambaran kesiapan para prajurit berkuda.
Baca Juga: Ini yang harus diketahui masyarakat tentang gejala dan faktor risiko stroke
Kemudian disusul penampilan dari Kalurahan Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul yang menampilkan Sendratari Babad kemadang yang menceritakan keberadaan makhluk Wong Ireng yakni makhluk jahat yang menghalang-halangi Prabu Brawijaya dalam melakukan perjalanan yang masuk di wilayah bumi Kemadang.