Tukiman menyebut fokus perlombaan adalah pada pelestarian budaya tradisional yang mana di seluruh Indonesia juga masih banyak panahan tradisional dari masing-masing daerah seperti gagrak Ngayogyakarta, gagrak Kasumedangan, jemparingan Trenggalek dan lainnya.
Para peserta berpakaian jangkep mataraman atau busana daerah asal masing-masing, mereka bergantian membidik sasaran menggunakan panah. Lomba panahan dengan kategori anak-anak putra dan putri usia 13 tahun dengan 10 rambahan dan dan katageri dewasa putra dan putri 20 rambahan.
Lomba tersebut memperebutkan piala Ekalaya Keraton Ngayogyakarta, uang pembinaan, sertifikat, dan bebungah.
Pada awalnya panahan gaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat hanya boleh dimainkan oleh para abdi dalem karaton Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sejak 6 Januari 2018 masyarakat umum (non abdi dalem) diizinkan ikut nguri-uri /melestarikan ajaran luhur Sri Sultan HB ke-1 tersebut.
Sebelumnya pada tahun 2022 telah terlaksana kegiatan serupa Piala Ekalaya 1 dan pada tahun 2023 untuk Piala Ekalaya 2 , pada kesempatan kali ini, Dinas Pariwisata DIY dan Paguyuban Jemparingan Gandhewa Mataram Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat bekerjasama dengan Induk Organisasi Perpatri Nusantara Jaya DIY mengadakan kegiatan sejenis yaitu Lomba Piala Ekalaya yang ke-3 atau kali ini memakai tagline dan tema 12 Tahun Keistimewaan.
Paniradya Pati Kaistimewan Aris Eko Nugroho,S.P.Msi. menyampaikan adanya agenda tahunan Lomba Panahan Gagrak Ngayogyakarta Piala Ekalaya yang ke 3 tersebut untuk memeriahkan 12 tahun Undang-undang Keistimewaan.
Rangkaian untuk memeriahkan 12 Tahun undang-undang keistimewaan mulai dari 12 Agustus hingga 12 September 2024 dan pada lomba panahan Gagrak Ngayogyakarta Piala Ekalaya merupakan hari ke 13. Panahan gaya Ngayogyakarta merupakan salah satu produk permainan tradisional yang dimiliki Yogyakarta sehingga dapat diikuti anak-anak maupun dewasa. *