HARIAN MERAPI - Nuansa Jawa terasa kental di dalam selasar Margono Lt 1 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, tempat diselenggarakan Pameran Jawa Is Me Fest, pada 13 – 14 Mei 2024, dalam rangka Gugur Gunung 13.
Begitu masuk ke ruang pameran, pengunjung akan ‘disambut’ oleh barongan, yang diletakkan di bagian tengah.
Di samping kiri kanannya diapit oleh jaran kepang. Nuansa mistis sedikit terasa dengan adanya dupa yang mengepulkan asap yang ditancapkan di depan kepala barongan itu.
Berikutnya, pengunjung akan disuguhi Replika Pustaha Lak Lak yaitu replika naskah Batak yang dibuat dengan cara menggurat.
Di dalamnya terdapat gambar-gambar binatang dan juga teks yang berisikan tentang penanggalan, obat-obatan dan informasi lainnya. Mirip seperti primbon Jawa. Pustaha Lak Lak ini biasanya dibuat dari kulit kayu (bark tree) atau dari bilah bambu. Ada juga yang dipahat di tulang.
Selanjutnya ditampilkan majalah-majalah dan buku-buku berbahasa Jawa. Uniknya, ada buku “Gampang Eling Cara Ngapak - Teknik Praktis Hafal Aksara Jawa”.
Menurut seorang mahasiswi sastra Jawa yang memandu pameran, buku ini unik karena mengajarkan bagaimana cara menulis aksara Jawa Ha Na Ca Ra Ka.
"Metode "Cara Ngapak" ini unik, karena menitikberatkan pada pemahaman pola dan bentuk-bentuk aksara yang sebangun.
Dengan metode ini, aksara pertama yang penting dikenali adalah aksara "Ca". Metode ini tidak dirumuskan berdasarkan pada susunan awalnya. Tujuannya semata-mata untuk keperluan teknis pembelajar dan sama sekali tidak berdasar pada alasan-alasan filosofis."
"Dengan memahami metode ini, diharapkan orang yang belajar aksara Jawa akan lebih mudah mengingat pola dan bentuk aksara Jawa tanpa perlu terbebani dengan keharusan menghafal. Dengan memahami metode ini, nantinya para pembelajar akan hafal dengan sendirinya karena memahami metode yang dikenalkan ini." jelas ketua panitia Gugur Gunung 13 Idharul Huda.
Buku yang menarik lainnya adalah "Kempalan Serat Warna Warni", yaitu Buku kumpulan dari beberapa naskah. “Ada 7 serat atau teks seperti : Serat aji pamasa, rajah kalacakra dll, yang ditulis dengan aksara Jawa baru,” katanya.
Baca Juga: Masih kesulitan mengolah daging sapi? Berikut tips dari koki selebritas Devina Hermawan
Selain aksara Jawa, dalam pameran itu juga ditampilkan Prasi Dewi Saraswati yaitu naskah yang ditulis di atas daun lontar. Uniknya, naskah yang bergambar Dewi Saraswati yang merupakan perlambangan Dewi ilmu dan kecerdasan itu ditulis beraksara Bali, bertuliskan “Fakultas Ilmu Budaya UNAD.