HARIAN MERAPI - Jenazah para jenderal TNI AD korban G30S PKI 1965 ditemukan di Lubang Buaya, membuat rakyat marah.
Apalagi, penemuan jenazah para jenderal TNI AD korban G30S PKI itu oleh Mayjen Soeharto disiarkan melalui RRI dan TVRI.
Selain itu, media cetak lainnya saat itu juga meliput langsung kabar penemuan jenazah para jenderal TNI AD korban G30S PKI tersebut.
Baca Juga: Petung Jawa weton Minggu Wage 25 Septeber 2022, kebalikan dari yang umum, penampilannya menarik
Hal itu tentu saja membuat rakyat di seantero Nusantara marah besar terhadap PKI. Situasi sosial dan politik pun pada waktu itu menjadi panas.
Rakyat yang saat itu merasa terintimidasi oleh PKI, bangkit dan marah. Sementara sebagian yang lain takut akan terjadi pertumpahan darah.
Di tengah situasi sosial politik yang mencekam itu, jenazah para jenderal TNI AD korban G30S PKI dimakamkan.
Sebelumnya, jenazah korban G30S PKI diotopsi di RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Kemudian, disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat (MBAD).
Baca Juga: Pulang dari kandang sapi di Lereng Merapi, Pak Raji diboncengi lelembut penghuni makam wingit
Mengutip buku tentang PKI karya Nur Johan, jenazah korban G30S PKI kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta pada tanggal 5 Oktober 1965.
Ratusan ribu rakyat Indonesia turut menyaksikan prosesi pemakaman jenazah korban G30S PKI itu.
Namun, terkuaknya aksi biadab G30S PKI itu ternyata bukan akhir dari tragedi bangsa ini.
Setelah peristiwa biadab itu situasi nasional di Indonesia makin tidak menentu.
Presiden Soekarno bahkan tidak segera bertindak tegas terhadap PKI. Sementara itu, rakyat makin marah.
Baca Juga: PSSI gelar kursus pelatih lisensi B Diploma di Yogyakarta diikuti 26 peserta, ini daftar namanya