JAKARTA, harianmerapi.com - Hujan deras menyebabkan air Kali Mampang, Jakarta Selatan meluap, pada Jumat (12/11/2021) malam.
Akibatnya, 480 kepala keluarga (KK) yang tinggal di tepi Kali Mampang di RT 11/RW 04 Kelurahan Bangka Mampang Parapatan Jakarta Selatan, terjebak selama empat jam lantaran luapan air mencapai ketinggian 120 cm.
Seorang kepala keluarga warga RT 11/RW 04, Tukul Marwadi, di rumahnya, Sabtu (13/11) mengatakan, air banjir datang sejak sekitar pukul 18.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB, sampai 140 cm, kemudian turun lagi.
Baca Juga: Pasien Disangka Petugas Rumah Sakit dan Kakek Ditinggalkan Begitu Saja di Pinggir Jalan
Dijelaskan Tukul, banjir tersebut disebabkan hujan deras dan aliran air kali yang meluap. "Air mulai tergenang pada sekitar pukul 16.00 WIB, ketika turun hujan deras. Dua jam kemudian, pada pukul 18.00 WIB, genangan air banjir semakin tinggi mencapai 120 cm," katanya.
Karena air banjir sudah tinggi, sebagian warga mengungsi ke mushola setempat, dan sebagian lagi memikih bertahan di lantai dua di rumahnya masing-masing. "Saat mengungsi itu, warga sudah menyapkan bekal makanan dan air minum," katanya.
Pukul 24.00 WIB, air mulai surut hingga akhirnya genangan tidak terlihat lagi sekitar pada pukul 02.00 WIB Sabtu dini hari.
Baca Juga: Berperan Sebagai Pembunuh Bayaran di Film 'Senzano Savana, Adipati Dolken Harus Melakukan Riset Dulu
Ketika air sudah surut, warga yang dibantu anggota karang taruna beserta petugas Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) setempat, mulai melakukan pembersihan lumpur.
Tukul mengatakan, di lingkungan tempatnya tinggal, di RT 11/Rw 05, sering dilanda banjir jika turun hujan deras dan luapan air di kali, sehingga warga setempat sudah menyiapkan aturan khusus guna mengantisipasi banjir
"Aturannya, kalau air banjir sudah mencapai 70 cm, maka warga dibantu anggota karang taruna, mengevakuasi jiwa dan barang," kata dia.
Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 22: Harta yang Didapat Dengan Mudah Hilang pun Dengan Cepat
Warga juga sudah menyiapkan kebutuhan logistik di mushola yang biasanya dijadikan tempat evakuasi.
Meskipun sudah sering banjir, Tukul berharap, di lingkungtan tempat tinggalnya ke depannya, tidak ada banjir lagi.
Hingga Sabtu pagi, tampak beberapa petugas PPSU setempat masih melakukan pembersihan di lokasi. Mereka mengeruk lumpur yang mengendap di jalanan dengan serokan dan alat sederhana lainya.