HARIAN MERAPI - Jajaran Satreskrim Polresta Pati berhasil membongkar jaringan sindikat penyelundupan kendaraan bodong yang akan dikirim antar negara.
Sebanyak delapan orang yang ditangkap Satreskrim Polresta Pati ditetapkan sebagai tersangka penyelundupan kendaraan bodong ke Timor Leste.
Hasil penyelidikan penyelundupan kendaraan bodong antar negara yang dilakukan sejak akhir November lalu, Polresta Pati akhirnya berhasil mengamankan 42 motor, 7 kendaraan roda 4, dan 1 unit truk.
Baca Juga: Persebaya Surabaya Siapkan Strategi Khusus Lawan Persija Jakarta pada BRI Liga 1, Lusa
Lokasi penggrebekan di sebuah gudang di Desa Kedungbulus Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.
Diperkirakan komplotan tersebar di Jawa Tengah dan diperkirakan masih ada jaringan lain yang belum diungkap.
Sedang kendaraan dijual dengan harga yang relatif murah tergantung dari motif kendaraan.
Kapoltesra Pati, Kombes Andhika Bayu Adhitama melalui Kasat Reskrimresta, Kompol Onkoseno Gradiarso Sukahar mengatakan, tersangka pada awalnya hanya berjumlah empat.
Baca Juga: Dipanggil penyidik KPK terkait kasus bansos, Rudy Tanoe mangkir
Setelah dilakukan pengembangan, kini empat pelaku lainnya juga berhasil diringkus.
"Tersangka merupakan komplotan penadah kendaraan curian dari daerah Pati, Jepara, Demak dan sekitarnya," kata Kompol Onkoseni Gradiarso Sukahar, Kamis (7/12/2023).
"Mereka akan dijerat pasal 481 dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara," lanjutnya.
Baca Juga: Begini cara Kemenkominfo mengidentifikasi hoaks selama kampanye Pemilu
Dikatakannya lagi, kendaraan yang tidak dilengkapi surat-surat bermotor kemudian dikirim ke Boyolali sebelum diselundupkan ke negara Timor Leste.
Puluhan kendaraan hasil kendaraan, baik roda dua maupun roda empat berhasil diselundupkan ke Timor Leste yang dikirim melalui kontainer.
"Sindikat ini merupakan gabungan dari banyak jaringan. Dua orang ditangkap di Pati, kemudian ada di Boyolali. Untuk yang sudah diloloskan masih kita dalami, sekira 20-50 kendaraan," ungkap Kasat Reskrimresta.
Sementara itu salah satu tersangka, sebut saja namanya I, yang berperan sebagai penadah mengaku bersama komplotan telah berhasil mengirim 20-an kendaraan ke Boyolali. "Penjualannya melalui online," akunya.