HARIAN MERAPI - Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budianto mengatakan, tidak ada satu pun tokoh Muhammadiyah yang mengatakan bahwa Muhammadiyah hanya untuk Indonesia.
Menurut Gunawan Budianto, sebetulnya ajaran Al Ma’un yang disampaikan KH. Ahmad Dahlan itu tidak menyebutkan bangsa apa, tapi manusia dan kemanusiaan.
“Sudah saatnya kita harus kembali kepada ide KH. Ahmad Dahlan bahwa Muhammadiyah untuk manusia dan kemanusiaan, bukan khusus untuk satu bangsa dan negara,” katanya.
Hal tersebut ditegaskan Gunawan Budianto dalam acara
Acara yang dipandu Budi Santoso ini merupakan program diskusi yang digelar secara berseri dalam rangka menyambut dan menyemarakkan Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48 di Surakarta, 18-20 November 2022.
Menurut Gunawan, atas dasar itulah maka di berbagai daerah Muhammadiyah hadir dengan amal usahanya yang melayani tanpa memandang perbedaan.
“Kita lihat bagaiamana Universitas Muhammadiyah di Kupang itu mahasiswanya 80 % itu non Islam. Di Sorong, di Unimuda juga demikian. Artinya apa?"
"Muhammadiyah bukan gerakan eksklusif, tapi gerakan inklusi yang prioritasnya itu keluar dan itu tidak mengenal golongan, tidak mengenal agama,” ungkapnya.
Baca Juga: Dua mahasiswa UKSW jadi Duta GenRe Kota Salatiga Jawa Tengah
Berbicara tentang internasionalisasi gerakan Muhammadiyah, menurut Gunawan, bukan berarti urusan sosial kemasyarakatan di Indonesia sudah selesai.
“Ini kita bicara Muhammadiyah untuk manusia dan kemanusiaan, dimanapun…!” tegasnya.
Untuk mempercepat internasionalisasi gerakan Muhammadiyah itu, Gunawan menambakan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) bisa menjadi motornya.
“Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah sudah bukan lagi pabrik sarjana, tapi harus diubah menjadi sebuah proses yang menghasilkan sarjana internasional, yang siap berinteraksi dalam kawasan-kawasan internasional apakah regional ASEAN, Asia bahkan dunia,” ungkapnya.
Menurutnya juga, pengiriman dosen-dosen PTMA untuk studi lanjut di luar negeri, mengirim para mahasiswa untuk melaksanakan program pertukaran pelajar
dan mendatangkan mahasiswa asing untuk kuliah di PTMA bisa menjadi jalan untuk membukan internasionalisasi gerakan Muhammadiyah melalui PTMA.