pendidikan

Mahasiswa Kampus Merdeka Diberi Kesempatan untuk Magang, Ini Tips Sukses Magang dan Anti 'Zonk'

Selasa, 18 Januari 2022 | 12:35 WIB
Wahyudi Agustiono PhD Dosen Universitas Trunojoyo (Humas SEVIMA)

SURABAYA, harianmerapi.com - Kesempatan untuk magang diberikan bagi mahasiswa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selain belajar 3 (tiga) semester di luar Program Studi.

Disampaikan Wahyudi Agustiono PhD selaku Dosen Universitas Trunojoyo bahwa memilih tempat magang jadi tantangan tersendiri. Yang perlu diwaspadai, kadang ada mahasiswa yang magang di tempat tidak layak atau digaji minim.

Ada pula kasus dimana mahasiswa juga tak memperoleh ilmu dari proses magang karena hanya ditugaskan sebagai tukang fotokopi. Sehingga kualitas lulusan magang sesuai dengan capaian pembelajaran yang diharapkan kampus.

Baca Juga: Amplop Isi Honor Tulisan Keliru untuk Sumbangan Pernikahan dan Jijik Melihat Kancing Baju Belum Terpasang

“Untuk mendapatkan nilai dan hasil kegiatan yang bermanfaat, perguruan tinggi perlu bekerjasama atau memilih tempat magang yang tepat. Jangan di tempat-tempat yang zonk (tidak bonafit)! Sehingga, output yang didapatkan saat di tempat magang tersebut bisa seimbang,” ujar Wahyudi sebagai narasumber dalam Webinar SEVIMA, pada Selasa (18/01/2022) pagi.

Bersama 36 Rektor kampus se-Indonesia, 3.000an peserta, dan Qausya Faviandhani selaku Direktur Kerjasama Universitas Narotama dan Praktisi Industri, webinar ini kemudian berbagi tips bagi civitas akademika untuk menyusun kurikulum dan rancangan pembelajaran semester di Era Kampus Merdeka yang baik, dalam rangka menyukseskan magang para mahasiswa. Berikut tips dari Wahyudi dan Qausya:

1. Siapkan Kegiatan yang Relevan, Jangan Asal Magang

Agar program MBKM di perguruan tinggi bisa berjalan dengan lancar, maka dosen perlu berperan dalam menyiapkan kegiatan mahasiswa yang relevan. Misalnya, mengarahkan agar magang sesuai dengan keilmuan yang dipelajari di kampus, atau sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa.

Jangan sampai, magang dilakukan mahasiswa hanya dilakukan sekedar untuk ikut-ikutan. Karena magang sebagai pelatihan kerja, adalah kegiatan yang cukup panjang dan melelahkan. Selain itu, magang tidak hanya bertujuan untuk cari uang, namun juga memperoleh ilmu dan kesempatan praktek lapangan.

Baca Juga: Kapolda Jateng Copot Kasat Reskrim Polres Boyolali Terkait Dugaan Pelecehan Korban Perkosaan

“Terdapat delapan program MBKM, termasuk magang, yang diberikan sebagai hak kepada mahasiswa untuk memilih program tersebut. Namun tentunya kampus dan dosen perlu menyertai dengan arahan yang terbaik. Misalnya mahsiswa Teknik Informatika, kita arahkan untuk magang di bidang pemrograman,” tegas Wahyudi.

Setiap kampus dan mahasiswa juga telah memiliki keunggulannya masing-masing. Misalnya Institut Teknologi Sepuluh Nopember, adalah kampus teknik di Surabaya. Sedangkan Universitas Narotama, adalah kampus yang banyak mahasiswanya kuliah sambil bekerja di Surabaya.

Ditambahkan oleh Qausya, keunggulan tersebut dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan magang dalam memilih lokasi magang dan mitra industri.

“Kampus-kampus yang basisnya adalah teknik, vokasi, maupun kelas karyawan, akan sangat cocok bekerja langsung di pekerjaan teknis di kawasan industri. Sedangkan dari kampus-kampus yang kekuatannya ada di sosial, bisa mempelajari segi manajerial. Yang penting, keunggulan kampus itu kita tawarkan ke dunia industri, sehingga kita dapat menemukan mitra yang tepat,” imbuh Qausya.

Baca Juga: Kapulaga Arab Bukan Sekadar Rempah, Tapi Juga Musuh Flu, Batuk dan Pilek

Halaman:

Tags

Terkini