Rektor UIN SuKa Yogyakarta sebut eksploitasi sumber daya alam tanpa nilai sebabkan bencana

photo author
- Rabu, 3 Desember 2025 | 17:25 WIB
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Noorhaidi SAg MA MPhil PhD (kanan) usai membuka konferensi daring ICRSE 2025 di Gedung Rektorat setempat, Rabu (3/12/2025).  (Foto: Koko Triarko)
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Noorhaidi SAg MA MPhil PhD (kanan) usai membuka konferensi daring ICRSE 2025 di Gedung Rektorat setempat, Rabu (3/12/2025). (Foto: Koko Triarko)

HARIAN MERAPI - Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga UIN SuKa Yogyakarta, Prof Noorhaidi menyebut ekspoitasi alam tanpa nilai keagamaan bisa menyebabkan bencana.

Menurut Rektor UIN SuKa Yogyakarta Prof Noorhaidi, hal itu sebagaimana terlihat saat ini dengan adanya bencana besar di berbagai daerah seperti di Aceh, dan Sumatera Barat.

Rektor UIN SuKa Prof Noorhaidi menegaskan, jika bencana terjadi karena eksploitasi alam menggunakan sains dan teknologi tidak diimbangi nilai-nilai yang bersandar pada rahmatan lil alamin dari Islam ataupun dari agama-agama yang lain.

"Kami ingin walaupun kita bekerja sebagai scientist, teknocrat, ahli ibiologi, segala macam itu dalam eksploitasi alam, memecahkan misteri-misteri kehidupan, tapi fondasi nilai dan filosofis yang berakar pada agama yang mengajarkan kita untuk cinta kepada Tuhan, alam semesta, sesama, dan negara yang disebut oleh menteri agama sebagai ekoteologi itu bekerja efektif memandu kita dalam eksplorasi pengetahuan itu," bebernya.

Prof Noorhaidi mengungkapkan hal tersebut, usai membuka konferensi internasional ICRSE 2025 secara daring di Gedung Rektorat UIN SuKa Yogyakarta, Rabu (3/12/2025).

Baca Juga: Paksa Napi makan daging anjing, Kalapas Enewira dicopot

Lebih jauh di mengatakan, bahwa saat ini masalah-masalah global semakin kompleks, dan harus didekati dengan berbagai macam ilmu yang disebut integrasi-interkoneksi, atau interdisiplineri, multidisipliner, dan transdisipliner.

"Dalam bahasa kita disebut integrasi interkoneksi," kata Prof Noorhaidi.

Menurutnya, saat ini UIN SuKa Yogyakarta punya paradigma, bahwa dalam pengembangan ilmu pengetahuan harus berbasis pada integrasi interkoneksi.

"Artinya, tidak mono-disiplin atau hanya terpaku pada satu bidang keilmuwan saja," cetusnya.

Dia menjelaskan, bahwa setiap ilmu pengetahuan memang bekerja sesuai metodologinya masing-masing. Namun, dia percaya bahwa semua keilmuan itu tidak boleh bebas nilai.

Baca Juga: Literasi dan inklusi keuangan masih jadi tantangan nasional, begini penjelasan OJK

"Harus ada filosofi keagamaan, nilai-nilai yang bersandar pada kemaslahatan bersama, rahmatan lil alamin, yang mendasarkan kerja-kerja kita dalam mengemban ilmu pengetahuan ataupun kerja-kerja yang lain," katanya.

Prof Noorhaidi menegaskan lagi, bahwa integrasi-interkoneksi bukan hanya paradigma dan wacana lepas. Namun, bisa dipersonalisasikan dalam kerja-kerja akademik yang nyata.

Konferensi Internasional ICRSE 2025 (International Conference on Religion, Science and Education) merupakan konferensi yang hendak memadukan antara pendidikan, Islam, dan ilmu pengetahuan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X