Ditambahkan Sutrisno, saat ini, dokter spesialis sudah sangat banyak. Oleh karena itu, ia berharap UMY mampu melahirkan dokter-dokter yang tak hanya mencari rumah sakit bergengsi.
Jadi, dokter muda harus mampu menciptakan klinik, pusat layanan kesehatan, bahkan industri medis sendiri, sesuai dengan milestone UMY. Inilah bentuk kemandirian yang harus dibangun.
Masih menurutnya, dalam konteks globalisasi, ia meyakini bahwa kolaborasi antara kemajuan intelektual dan spiritualitas sangatlah penting.
Baca Juga: Kebakaran sumur minyak di Subang bikin panik warga, Pertamina EP bentuk tim investigasi
Sehingga, pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan menjadi bekal utama bagi lulusan untuk tetap berpijak pada nilai-nilai etik di tengah perkembangan ilmu kedokteran modern.
Koneksi spiritual melalui Alquran di tengah kesibukan profesi kedokteran menjadi hal yang harus ditekankan. Jika menghafal Alquran terasa berat, maka penting memahami isi dan maknanya.
“Hal ini merupakan bekal spiritual yang sangat penting untuk menjadi dokter yang kaffah. Sebab, penguasaan teknologi tanpa pondasi akhlak akan melahirkan profesionalisme yang hampa,” tuturnya.
Baca Juga: 52 Kios Pedagang Disita Kejaksaan Karanganyar Buntut Kasus Dugaan Korupsi Kades Jaten
Adapun lulusan FKIK UMY yang mengikuti Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter Periode LXXXV serta menerima ijazah dokter pada kesempatan tersebut ada 16 dokter baru. *